Rektor Lantik 11 Pejabat UIN Datokarama Palu Masa Jabatan 2023-2027

Pejabat Harus Miliki Mentalitas Telur dan Mentalitas Kopi”

Palu (Humas UINDK Palu) – Rektor UIN Datokarama Palu, Prof Lukman S. Thahir, M.Ag secara resmi melantik 11 pejabat diantaranya adalah Wakil Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga dan Kepala SPI Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu masa jabatan 2023-2027, Senin (6/11/2023) di Auditorium UIN Datokarama Palu.

11 pejabat ini merupakan dari 31 nama yang diterima Rektor dari Panitia Penjaringan. Nama-nama yang dilantik yakni Dr. Hamka, S.Ag., M.Ag sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Dr. Hamlan, M.Ag sebagai Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr. Faisal Attamimi, S.Ag., M.Fil.I sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama.

Kemudian, Dr, Saepudin Mashuri, S.Ag., M.Pd.I. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Dr. H. Muhammad Syarif Hasyim, Lc., M.Th.I. sebagai Dekan Fakultas Syariah, Dr. H. Sidik, M.Ag. sebagai
Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Dr. Sagir Muhammad Amin, M.Pd.I. sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Dan Prof. H. Nurdin, S.Pd., S.Sos., M.Com, Ph.D sebagai Direktur Pascasarjana, Dr. Sahran Raden, S.Ag., S.H., M.H. sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Sofyan Bachmid, S.Pd., M.M. sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Dr. H. Kamarudin, M.Ag. sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal.

Dalam sambutannya Rektor mengatakan dirinya berusaha untuk menyusun formasi ini dengan filosofi 60 dan 40. Artinya, 60 persen pendatang baru dan 40 persen pejabat yang lama. “Banyak orang yang pintar disini, tapi bagi saya anda bisa bekerjasama dengan saya, itu yang saya lakukan,” kata Rektor.

Dia ingin menitipkan 3 aspek penting pada 11 orang pejabat yang dilantik dan diambil sumpahnya. Yang pertama adalah jabatan itu bisa diibaratkan seperti dua sisi dari mata uang, artinya di sisi lain anda mendapatkan kemulian tapi disisi lain juga ada beban yang sangat besar.

“Jadi anda salah satu dari sekian yang akan mewujudkan mimpi-mimpi seluruh dosen, tenaga pendidikan, dan seluruh mahasiswa, kita akan berusaha mencari strategi, mencari pola, sehingga mimpi-mimpi itu menjadi nyata,” tegas Rektor.

Yang kedua kata Rektor, dia ingin memberikan informasi tentang bagaimana mentalitas pejabat menurut pemahamannya. Menurutnya ada tiga mentalitas pejabat yang bereaksi ketika menghadapi masalah. Yang pertama ada disebut dengan mentalitas wortel, artinya diantara 11 ini ada yang merasa paling percaya diri bahwa dirinya layak dan pantas untuk menduduki jabatan ini, tapi seiring perjalanan waktu banyak mendapati problem dan menjadi lemah.

“Wortel itu keras, simbol dari orang-orang yang merasa percaya diri, merasa hebat dan sebagainya, tapi benturan-benturan, masalah datang dia menjadi lemah, saya tidak berharap mentalitas wortel ada dalam pejabat saya,” terang Rektor.

Mentalitas pejabat yang selanjutnya ada yang disebut mentalitas telur. Rektor menjelaskan, mungkin yang hadir di sini ada yang merasa belum siap, tapi sudah ditunjuk dan juga belum tahu apa yang ingin dikerjakan, seperti masih bingung dan sebagainya.

Akan tetapi dengan perjalanan waktu dengan masalah yang ia hadapi dia menjadi keras, dari yang merasa tidak ada apa-apanya dan merasa lembek.

“Telur itu sangat mudah untuk pecah, tapi ketika dia dimasak dia akan menjadi keras, ini orang-orang yang saya cari, yang tidak merasa besar kepala, dia merasa bahwa ini adalah amanah, beban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan, meskipun terkadang dia merasa saya belum punya kekuatan sepenuhnya, tapi waktu akan membimbing. Saya berharap paling tidak mentalitas ini akan kita berikan kepada Institusi yang kita cintai,” jelas Rektor.

Dan yang ketiga disebut Rektor adalah mentalitas kopi. Mentalitas kopi ini kata Rektor, tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi, apakah itu sedang hujan bahkan gempa sekalipun, dia tidak akan peduli dan dia tidak terpengaruh dengan apa kata orang tentang dirinya. Akan tetapi sebaliknya, dia mempengaruhi orang lain, dia bisa memberi solusi bahkan bukan hanya solusi, tapi mengharumkan seluruh apa yang ada di kampus ini.

“Kalau ada yang ketiga ini, maka itu adalah sesuatu yang luar biasa,” singkat Rektor.

Kemudian aspek yang terakhir kata Rektor, dia berpesan bahwa jabatan itu seperti orchestra. Maka anda harus melihat derigennya, karena kalau lari sendiri nada akan fals, simfoni tidak ada terwujud, irama tidak akan terdengar indah. “Tetapi hanya dengan melihat derigennya, maka itu akan membuat simfoni menjadi indah,” ujar Rektor.

Rektor juga menambahkan, dirinya ingin meminjam sebuah pandangan dari Menteri Agama Gus Yakut tentang filosofi barisan yang menurut Rektor sangat luar biasa. Kira – kira kata Rektor langkah kaki yang ada di depan dengan yang ada di belakang harus sama, kalau yang di depan itu melangkahkan kaki kanannya, maka yang di belakang juga harus melangkahkan kaki kanannya.

Sebaliknya, kalau yang di depan itu melangkahkan kaki kiri, maka yang di belakang dalam barisan itu melangkahkan kaki kiri, harus seiring berjalan sehingga terjadi keseimbangan.

“Jangan yang di depan melangkahkan kaki kanan, kemudian yang di belakang kaki kaki kiri, nah kalau terjadi mungkin kita nasehati satu dua kali kita masih bisa maafkan, tapi kalau sudah berulang kali kita nasehati mendingan keluar dari barisan, karena merusak barisan,” kata Rektor.

Di sisi lain juga kata Rektor, tidak ada Fakultas yang menghadapi masalah sendirian. Olehnya itu, setiap waktu pulang kantor, InsyaAllah akan dilakukan rapat, dirinya akan menanyakan apa yang terjadi di Fakultas dan akan dijawab. Kemudian akan dirembuk bersama-sama dengan Dekan yang lain, sehingga Rektor berharap tidak ada masalah yang tidak terpecahkan di setiap Fakultas.

“Bagi saya, komando saya kepada Menteri Agama, bagi anda komando saya adalah menjadi pegangan kita bersama,” terang Rektor.

Yang terakhir sebut Rektor, atas nama Menteri Agama juga mengucapkan terima kasih banyak kepada pejabat sebelumnya yang sudah dengan sekuat tenaga mengabdi untuk kebaikan dan kepentingan bangsa, khususnya bagi Universitas ini.

“Semoga Allah pasti akan membalas segala ikhtiar yang sudah dilakukan. Saya bukan berarti ketika menempatkan mereka yang ada di depan ini, bukan berarti saya tidak mencintai bapak-bapak, tapi kita berdirikan kekuasaan kepada orang-orang lain yang belum pernah merasakan,” tutupnya.