UPT Pengembangan Karir Gelar Pelatihan Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis Bagi Mahasiswa

Palu (Humas UINDK Palu) – Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan inovasi bisnis untuk mahasiswa, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Karir Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu melaksanakan Pelatihan Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis dengan tema “Bisnis online dan e-commers membantu mahasiswa memahami dan mengembangkan bisnis di era digital” yang dilaksanakan di Aula Pascasarjana.

Kegiatan yang digelar selama dua hari ini yakni Rabu (2/8) dan Kamis (3/8) menghadirkan pemateri yang ahli dibidangnya yakni Darmawaty S.Pd.I, M.Pd.I, Suryani Yusuf, SE, MM dan Eva Rini, SI, M.Pd.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Mohamad Idhan S.Ag, M.Pd. Dalam sambutannya, Mohamad Idhan mengatakan UPT Pengembangan Karir UIN Datokarama Palu sejak dibentuk kurang lebih satu tahun sudah menunjukan fungsinya dengan baik, beberapa kegiatan dilakukan misalnya pada saat momen wisuda ada job fair termasuk MoU dengan Disnakertrans.

“Itu merupakan langka-langka yang luar biasa bagi UPT pengembangan karir, karena termasuk masih baru. Dan penting tentu saja kita bersyukur acara hari ini bisa terlaksana. Kita juga patut bersyukur karena di PTKIN lain unit pengembangan karir ini masih belum terbentuk, karena belum ada di dalam ortakernya, itu salah satu kendala,” kata Mohamad Idhan.

UPT Pengembangan Karir ini juga lanjut Mohamad Idhan sangat berperan penting bagi mahasiswa, apalagi keputusan UPT pengembangan karir itu bisa menghubungkan antara alumni, pencari kerja atau lulusan dengan dunia kerja atau dunia usaha.

“Jadi bagaimana saat sejak dini atau masih mahasiswa sudah terkoneksi dengan dunia kerja atau usaha, terutama mahasiswa akhir bahkan lebih cepat dari itu. Bahkan yang dikehendaki bukan hanya terkoneksi dengan dunia kerja atau dunia usaha, tapi bisa menciptakan lapangan kerja sendiri,” tegas Mohamad Idhan.

Apalagi kata Mohamad Idhan saat sekarang ini peluang bisnisnya luar biasa dengan era digital terbuka peluang untuk mengembangkan bakat bisnis. Sedangkan jika merujuk pada nilai-nilai yang bersifat normative, mencari atau berusaha untuk mencari kehidupan itu sesuatu yang sangat didorong dalam agama.

“Misalnya dalam hadis, nabi perta ditanya penghasilan yang bagaimana kah yang paling baik. Apa kata nabi ketika ditanya itu, dia mengatakan usaha seseorang yang atau penghasilan dari seseorang  yang dia peroleh dari usahanya sendiri,” terangnya.

Dia juga menambahkan, kampus ini sebagai lembaga yang turut mewadahi mahasiswa supaya bagaimana cita-citanya bisa tercapai, karena sekarang bukan hanya kompetensi kognitifnya yang dibutuhkan tapi kompetensi berusaha, terampil itu juga sangat dibutuhkan.

“Bisa dirasakan saat ini, orang yang tidak terampil ditambah tidak ada pendidikannya sudah sangat tertinggal di dalam kehidupan. Oleh karena itu, potensi mahasiswa bukan hanya akademiknya, potensi atau bakat berbisnis di tengah peluang terbuka ini juga ingin dikembangkan,” lanjut Mohamad Idhan.

Dia berharap, kegiatan ini bukan hanya sebagai formalitas saja bagi para peserta, sehingga diikuti betul dengan baik sekaligus serap semua informasi-informasi terutama dari narasumber.

“Agar supaya tidak berharap 100 persen kalian bisa membuka bisnis, tetapi berharap sebanyak-banyaknya. Dalam berbisnis juga saya ingatkan jangan melakukan bisnis yang bathil,” pesan Mohamad Idhan.

Sementara itu, Ketua UPT Pengembangan Karir UIN Datokarama Palu Dr. Muhammad Djamil M. Nur, S.Pd, M.Fis menjelaskan bahwa diangkatnya tema bisnis online dan e-commers membantu mahasiswa memahami dan mengembangkan bisnis di era digital ini, karena data menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia itu sedikitnya mencapai 73 juta atau sekitar 29 persen dari penduduk populasi di Indonesia.

Dari jumlah pengguna internet itu, ada 58,4 persen rata-rata di usia 12 sampai usia 34 tahun termasuk mahasiswa di dalamnya itu menggunakan internet. Setiap hari rata-rata 5 jam melalui laptop, PC maupun android/handphone pintar yang dirincikan lagi sekitar 72 persen atau 62 juta menggunakan medis sosial saja.

“Nah itu saja kegunaan dan masih banyak alasan-alasan lain. Berdasarkan itu kami mengambil tema kegiatan ini berbentuk pelatihan dan inovasi bisnis yang menghadirkan para narasumber dari Disnakertrans. Jadi saya berharap keilmuwan narasumber ini dapat didengarkan dan dicatat,” jelas Muhammad Djamil.