Rektor UIN Datokarama motivasi penerima KIP meraih sukses

Palu, 25/3 (UIN-DK) – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman S Thahir memotivasi mahasiswa penerima beasiswa program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah untuk meraih sukses.

“Semua berawal dari mimpi dan kerja keras untuk meraih sukes,” kata Profesor Lukman S Thahir saat menyampaikan materi tentang kiat sukses untuk mereka yang bermimpi pada pelatihan kepemimpinan bagi mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah angkatan 2020, di Palu, Senin.

Profesor Lukman S Thahir menjadi salah satu narasumber pada kegiatan pelatihan kepemimpinan. Pelatihan yang diikuti 200 peserta penerima KIP Kuliah tersebut, diselenggarakan oleh pengelola program KIP Kuliah UIN Datokarama.

Kepada peserta penerima KIP Kuliah, Rektor mengatakan bahwa meraih sukses, semuanya berawal dari mimpi dan kerja keras. Semua orang punya mimpi besar dalam hidup, tetapi hanya sedikit yang bersungguh – sungguh untuk meraihnya.

“Jangan cepat berputus asa, melainkan teruslah bekerja keras dan berinovasi untuk meraih sukses,” sebutnya.

Kata dia, banyak orang tidak menyadari bahwa jerih payah dan perjuangan mampu mengubah luka menjadi tawa, mengubah perih hati menjadi kekuatan dalam diri, mengubah kegagalan menjadi keberhasilan.

“Dunia ciptaan kita adalah hasil pikiran kita. Kita tidak dapat mengubahnya sebelum mengubah pikiran kita,” ujar Rektor mengutip pernyataan Albert Einsten.

Dalam motivasinya, ia menyampaikan kepada mahasiswa bahwa untuk menjamin keberhasilan, bertindaklah dengan keyakinan. Sebab menuju keberhasilan sama seperti mendaki gunung.

Ia menerangkan bahwa tiga hal yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa, pertama passion atau perasaan antusias. Orang memiliki passion akan melahirkan gairah yang membara dan tekad yang kuat.

Kedua, harus memiliki persistensi, di mana menuju kesuksesan membutuhan kegighan, keuletan, dan ketekunan. Ketiga, determinasi berdedikasi/berempati dan tidak mengeluh, serta selalu fokus pada tujuan akhir.

“Banyak orang gagal, bukan karena mereka bodoh atau tidak berbakat. Melainkan, mereka gagal karena menyerah di tengah jalan,” ungkapnya.