Palu (Humas UINDK Palu) – Dengan tema “Bergerak maju membangun Pedabadan Indonesia dan Dunia” Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, menggelar Dies Natalis ke-56 tahun, di Auditorium Kampus UIN, Rabu (17/5/2023).
Dalam sambutannya, Rektor UIN Datokarama Palu Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd menjelaskan bahwa kegiatan Dies Natalis pada hari ini, bertujuan untuk membantu meningkatkan semangat dan kebanggaan civitas akademika yang diharapkan dapat memberi motivasi untuk terus bekerja keras dan memberikan kontribusi terbaik bagi lembaga.
Selain itu, perayaan ini juga dapat menjadi ajang untuk menjalin hubungan sosial dan memperkuat jaringan antara anggota komunitas akademik dan dunia luar, membuka kesempatan bagi institusi untuk memperluas kemitraan dan kolaborasi dengan organisasi dan lembaga di luar institusi, melalui berbagai kegiatan pendukung, sebagai rangkaian acara puncak hari ini.
Secara historis lanjut Rektor, UIN Datokarama Palu lahir atas inisiatif beberapa tokoh intelektual muslim. Baik dari kalangan akademisi, pemerintah, ulama maupun para pemimpin Islam di Kota Palu.
Pada bulan Mei 1966, sebuah panitia dibentuk untuk persiapan Pendirian IAIN Palu. Dengan Ketua Abidin Ma’ruf, SH, Wakil Ketua KH. Zainal Abidin Betalembah , Sekretaris Abu Naim Syaar., BA, Wakil Sekretaris Isma’un Dg. Marotja, BA, Bendahara Drs. H. M. Ridwan, Wakil Bendahara H. Dg. Mangera Gagarannusu.
Anggota Pati Bidin, Drs. Andi Mattalata, S., Drs. H. F. Tangkilisan, Drs. Buchari, KH. Abd. Muthalib, Thahir Syahrul, Zainuddin, Abd. Rauf Muchtar Tadj, Rusdy Toana, Zuber S, Garupa, Arsyad Parampi.
Berkat jalinan kerja sama dengan IKIP Ujung Pandang Cabang Palu dan UNTAD Cabang UNHAS di Palu serta dukungan moril dan fasilitas materil yag diberikan pemerintah daerah, panitia tersebut berhasil membuka dua fakultas sekaligus. Yaitu Tarbiyah yang dipimpin oleh KH. Zainal Abidin Betalembah selaku Dekan dan Drs. Buchari selaku wakilnya. Fakultas Ushuluddin yang dipimpin oleh KH. M Qasim Maragau dan Drs. H. F. Tangkisan sebagai wakilnya.
Kedua fakultas tersebut merupakan pilar awal persiapan dan perjuangan mewujudkan berdirinya IAIN Palu.
UIN Datokarama Palu memiliki visi yang menjadi acuan gerak langkah ke depan Yakni “mengembangkan kajian Islam yang moderat berbasis integrasi Ilmu, spritualitas dan kearifan lokal.”
Dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) kampus, dicanangkan bahwa pada tahun 2039 UIN Datokarama Palu telah mendapat pengakuan secara global sebagai pusat pengembangan moderasi Islam yang berpijak pada integrasi ilmu, spiritualitas dan kearifan lokal.
“Kajian Islam moderat menjadi distinksi utama yang diusung sebagai karakter khas dalam pengembangan iklim akademik dan budaya kampus. Hal ini dimaksudkan sebagai respon terhadap makin maraknya gerakan dan pemikiran Islam radikal yang berkembang dalam skala nasional maupun global, yang bukan hanya mencederai nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga nilai-nilai,” ungkap Rektor UIN Datokarama Palu.
Menurut Prof Asegaf, Islam sejatinya menjadi rahmatan lil alamin. Yaitu pembawa rahmat bagi seluruh alam pada berbagai belahan dunia. Islam masih digambarkan sebagai agama yang anti kemanusiaan, anti toleransi, anti keragaman, agama yang egois dan mentolerir kekerasan atas nama jihad.
Olehnya, perguruan tinggi Islam tentu memiliki tanggung jawab untuk meluruskan stigma negatif semacam ini. Warga dunia harus diperkenalkan dengan wajah Islam yang penuh rahmat dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Dialog lintas agama dan budaya dalam skala global perlu terus digalakkan.
Pemanfaatan jaringan teknologi informasi dalam mempromosikan moderasi beragama, harus dilakukan secara sistematis dan terencana. Di sisi lain, perguruan tinggi Islam harus mampu menjadi “dapur” akademik yang mempertemukan baragam pemikiran dan mazhab keislaman sehingga melahirkan generasi muslim yang berwawasan keagamaan yang luas. Tidak mudah terjebak dalam fanatisme mazhab dan pensakralan pemikiran.
Peran inilah yang hendak dimainkan oleh UIN Datokarama Palu. Untuk mewujudkan sebuah kampus “moderat” yang memiliki dampak signifikan secara global, tentu tidak bisa instan, tetapi membutuhkan tahapan-tahapan dan perencanaan yang matang. Sehingga untuk mempromosikan konsep-konsep Islam yang moderat pada dunia, kampus ini harus terlebih dahulu membenahi diri agar mencapai standar mutu berdaya saing global,” jelas Prof. Sagaf.
sumber : humas UIN Datokarama Palu