Tidak perlu laboratorium canggih untuk membuat sains terasa hidup. Dengan bahan sederhana seperti botol plastik bekas dan sebatang sedotan, para mahasiswa dan siswa mampu menghadirkan konsep fisika yang selama ini hanya tersimpan di buku teks. Di tangan kreatif pendidik, alat sederhana itu menjadi jendela untuk memahami hukum-hukum alam secara nyata.
Kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga dari barang bekas kini semakin populer di kalangan pendidik sains. Melalui eksperimen sederhana seperti dua botol air yang dihubungkan oleh sedotan, siswa dapat mengamati bagaimana tekanan fluida, perpindahan panas, dan prinsip keseimbangan tekanan udara bekerja secara langsung.
Dari percobaan kecil ini, mereka belajar bahwa ilmu fisika bukan sekadar rumus di papan tulis, melainkan fenomena yang bisa dilihat, disentuh, dan dipahami melalui pengalaman. Pendekatan semacam ini merupakan wujud nyata dari pembelajaran kontekstual yang menghidupkan kelas.
Sains tidak harus diajarkan dengan alat mahal. Justru ketika mahasiswa membuat sendiri alat peraganya, mereka memahami konsep dan maknanya sekaligus. Dari sana muncul rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan kecintaan pada ilmu.
Selain menanamkan pemahaman konsep fisika, kegiatan ini juga menumbuhkan nilai karakter dan kepedulian lingkungan. Dengan memanfaatkan barang bekas, siswa diajak untuk berpikir kreatif sekaligus menjaga bumi dari limbah plastik. Dari kegiatan sederhana ini, tersirat pesan besar bahwa pendidikan sains yang bermakna bukan hanya tentang eksperimen, tapi juga tentang kesadaran ekologis dan sosial.
Mahasiswa Tadris IPA UIN Datokarama Palu yang mengikuti praktik ini mengaku lebih memahami konsep fluida dan tekanan setelah membuat serta mengamati langsung alat rakitan mereka. Pembelajaran menjadi lebih menarik karena melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara bersamaan.
Inovasi pembelajaran berbasis barang sederhana seperti ini sejalan dengan semangat Tridarma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat. Dari ruang kelas sederhana, lahirlah ide besar bahwa ilmu fisika bisa dipelajari dari apa saja bahkan dari ujung sedotan yang mengalirkan makna.
Sains tidak lagi menjadi pelajaran yang menakutkan. Ia menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, mengalir di antara senyum mahasiswa yang memegang botol bekas dan keyakinan bahwa ilmu yang bermanfaat tidak harus mahal, cukup bermakna.

Penulis: Dr Mohammad Djamil M Nur




