Setiap generasi memiliki cara tersendiri dalam memaknai dan mengejar mimpi. Jika generasi sebelumnya tumbuh dalam keterbatasan, melihat mimpi sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan dengan susah payah, maka ‘Generasi Z’lahir dan tumbuh di era digital dan informasi, menyaksikan dunia dengan cara yang berbeda. Mereka menyerap inspirasi dari seluruh penjuru dunia hanya dalam satu kali gulir layar. Mereka bermimpi besar, cepat, dan dinamis. Namun, apakah lingkungan kita, khususnya pendidikan dan masyarakat, siap menjadi ladang subur bagi tumbuhnya 1000 mimpi Gen Z?
Mimpi Gen Z: Beragam, Cepat dan Fleksibel
Generasi Z dikenal dengan generasi yang adaptif, penuh dengan semangat eksplorasi. Mimpi mereka terkadang tidak lagi linear (PNS atau non PNS). Penelitian oleh Walton Family Foundation menyatakan bahwa 42% Gen Z berjuang melawan ‘ depresi dan pesaan putus asa’ hampir dua kali lipat angka orang di atas usia 25 tahun, yaitu 23%. Di sisi lain, Gen Z bermimpi menjadi digital nomad, content creator, entrepreneur, atau bahkan pembuat perubahan sosial melalui platform digital. Mimpi mereka tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberi dampak, baik secara lokal, maupun global. Namun keunikan mimpi- mimpi ini menuntut sistem yang fleksibel, terbuka dan suportif. Sistem pendidikan, budaya kerja, dan lingkungan sosial harus bisa mengikuti ritme Gen Z.
Peluang Mewujudkan 1000 Mimpi
- Akses Teknologi dan Informasi
Gen Z memiliki akses luar biasa terhadap teknologi dan informasi. Misal platform Yuo Tube, TikTok, Coursera, dan berbagai komunitas daring. Mereka bisa belajar apa pun, kapan pun, dan dari mana pun. Ini membuka peluang tak terbatas bagi mereka untuk membentuk mimpi yang sesuai dengan passion dan potensi unik mereka.
- Ekonomi Digital dan Kreatif
Ekonomi digital memberi ruang baru yang sebelumnya belum tersedia. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang sangat teknologi. Mereka akrab dengan internet, media sosial, dan berbagai teknologi digital lainnya. Kehadiaran Gen Z di pasar dan dunia kerja telah memicu perubahan besar dalam berbagai sektor ekonomi. Mereka menjadi penggerak utama revolusi ekonomi digital, menciptakan tren dan paradigma baru yang mengubah cara orang di seluruh dunia berinteraksi dengan pasar, barang, dan layanan. Gen Z bukan hanya konsumen, mereka juga sangat kreatif dan inovatif. Banyak dari mereka menjadi pengembang produk teknologi; misal startup, e-commerce, dan platform berbagi ekonomi, mengubah model bisnis konvensional. Bahkan platform pendidikan online telah muncul berkat inovasi mereka. Gen Z menjadi penggerak utama dalam mempercepat digitalisasi ekonomi karena kemampuan mereka dalam teknologi dan keterbukaan mereka terhadap inovasi.
- Kebebasan Berekspresi
Kebebasan berekspresi Gen Z dibanding generasi sebelumnya, generasi Z tumbuh dalam iklim yang lebih terbuka. Mereka lebih vokal, lebih kritis dan lebih berani menyuarakan mimpi, meskipun seringkali berlawanan arus dengan norma tradisional. Di sinilah letak kekuatan mereka sebagai agen perubahan sosial.
Tantangan Nyata: Tidak Semua Mimpi Bisa Terwujud Sendiri
Mimpi saja tidak cukup. Sekalipun Gen Z punya akses dan semangat, masih ada tantangan yang menhalangi perjalanan mereka; antara lain:
- Kesenjangan Digital dan Sosial
Tidak semua Gen Z punya akses yang sama terhadap internet cepat, perangkat digital atau lingkungan yang mendukung. Banyak anak muda dari daerah tertinggal masih berjuang hanya untuk bisa belajar online. Ketimpangan ini bisa menghambat lahirnya potensi luar biasa dari individu yang sebenarnya sangat berbakat. (Baca: Faktor kesenjangan Digital)
- Sistem Pendidikan Belum Sepenuhnya Adaptif
Meskipun kurikulum mulai diperbarui, masih ada institusi pendidikan yang masih berpikir dalam kerangka lama. Eksplorasi minat, proyek inovatif hingga pelatihan soft skill masih belum menjadi arus utama. Kampus atau sekolah seringkali ‘gagal’ menjadi rumah tumbuhnya mimpi, dan hanya menjadi tempat mengejar ‘nilai’.
Apa yang Harus Dilakukan?
Untuk benar-benar mewujudkan 1000 mimpi Gen Z, perlu sinergi banyak pihak:
- Pendidikan harus benar-benar profesional dan kontekstual. Fokus pada minat dan potensi unik siswa, bukan hanya nilai akademik.
- Pemerintah dan industri perlu membuka ruang partisipasi anak muda dalam pengambilan kebijakan, program dan inovasi sosial.
- Masyarakat harus lebih suportif terhadap pilihan karier, dan jalan hidup Gen Z, termasuk yang tidak konvensional.
- Perlu ada dukungan serius terhadap kesehatan mental di lingkungan pendidikan dan kerja, agar semangat bermimpi tidak padam oleh tekanan.
Penutup: Dari Sekadar Mimpi Menjadi Gerakan Nyata
“Mewujudkan 1000 Mimpi di Era Gen Z” bukan sekadar tentang memberikan ruang untuk bermimpi, tetapi juga tentang menyediakan jalan untuk merealisasikannya. Ini adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya tanggung jawab Gen Z semata. Kita perlu menciptakan ekosistem yang mendukung tumbuhnya mimpi: Kampus yang terbuka, komunitas yang inklusif, dan sistem yang responsif
Terhadap perubahan zaman. Karena pada akhirnya kemajuan suatu bangsa, tidak hanya ditentukan oleh berapa banyak ijazah yang dicetak, tetapi juga oleh seberapa banyak mimpi anak mudanya yang bisa diwujudkan menjadi nyata.
Penulis : Murniati Ruslan