Palu (UIN Datokarama) – Dekan FEBI Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Dr. Sagir Muhammad Amin, M.Pd.I, baru-baru ini mempublikasikan artikel ilmiah yang menyoroti peran penting Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membentuk karakter kebangsaan siswa sekolah menengah atas (SMA). Artikel berjudul “Strengthening National Character Among Senior High School Students Through Islamic Religious Education in Tojo Una-Una Regency”tersebut diterbitkan dalam jurnal akademik terkemuka dan mengkaji secara mendalam bagaimana pendidikan agama dapat menjadi fondasi penguatan nilai-nilai kebangsaan di kalangan generasi muda, khususnya di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.
Dalam penelitiannya, Dr. Sagir menekankan bahwa pendidikan agama Islam tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman keagamaan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, seperti cinta tanah air, toleransi, dan semangat persatuan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tojo Una-Una, sebuah daerah yang dikenal dengan keberagaman budaya dan agama, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai harmoni sosial.
Latar Belakang Penelitian
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terhadap melemahnya karakter kebangsaan di kalangan generasi muda, yang sering kali dipengaruhi oleh globalisasi dan perkembangan teknologi informasi. Menurut Dr. Sagir, tantangan seperti radikalisme, intoleransi, dan kurangnya rasa cinta terhadap budaya lokal menjadi isu yang perlu segera ditangani melalui pendidikan yang terarah. Dalam konteks ini, PAI dianggap sebagai salah satu solusi strategis untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan semangat kebangsaan kepada siswa.
“Pendidikan Agama Islam bukan hanya tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang bagaimana menanamkan nilai-nilai luhur yang selaras dengan identitas kebangsaan Indonesia,” ujar Dr. Sagir dalam wawancara eksklusif dengan Prahum UIN Palu, Senin (22/9/2025). Ia menambahkan bahwa pendidikan agama yang diterapkan dengan pendekatan yang tepat dapat menjadi alat efektif untuk membentuk generasi yang memiliki integritas moral dan jiwa nasionalisme yang kuat.
Metode dan Temuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan Dr. Sagir menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan sejumlah SMA di Kabupaten Tojo Una-Una sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen kurikulum PAI yang diterapkan di sekolah-sekolah tersebut. Penelitian ini juga melibatkan guru, siswa, dan tokoh masyarakat setempat untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang implementasi PAI di wilayah tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAI memiliki peran signifikan dalam memperkuat karakter kebangsaan siswa melalui beberapa aspek, yaitu:
1. Pemahaman Nilai Pancasila: Materi PAI yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial dan persatuan, membantu siswa memahami pentingnya menjaga keutuhan bangsa.
2. Toleransi dan Keberagaman: Pelajaran agama yang menekankan pentingnya menghormati perbedaan budaya dan agama mendorong siswa untuk bersikap inklusif dan menghargai keberagaman di lingkungan mereka.
3. Semangat Cinta Tanah Air: Melalui cerita-cerita inspiratif tentang perjuangan pahlawan nasional dalam konteks keagamaan, siswa termotivasi untuk memiliki rasa bangga terhadap Indonesia.
4. Pendidikan Karakter Berbasis Akhlak: PAI mengajarkan akhlak mulia, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan solidaritas, yang menjadi fondasi karakter kebangsaan yang kuat.
Penelitian ini juga menemukan bahwa keberhasilan PAI dalam membentuk karakter kebangsaan sangat bergantung pada kompetensi guru dan pendekatan pengajaran yang digunakan. Guru yang mampu mengemas materi PAI dengan konteks lokal dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa terbukti lebih efektif dalam menyampaikan nilai-nilai kebangsaan.
Dampak dan Relevansi Penelitian
Artikel ilmiah ini memberikan kontribusi penting dalam diskursus pendidikan di Indonesia, khususnya dalam konteks penguatan karakter kebangsaan. Temuan Dr. Sagir relevan tidak hanya untuk Tojo Una-Una, tetapi juga untuk daerah lain di Indonesia yang memiliki tantangan serupa dalam menjaga identitas nasional di tengah arus globalisasi. Penelitian ini juga menjadi rujukan bagi pengambil kebijakan pendidikan untuk memperkuat kurikulum PAI yang berorientasi pada penguatan karakter kebangsaan.
“Penelitian ini menggarisbawahi bahwa pendidikan agama tidak boleh dipisahkan dari pendidikan karakter. Keduanya saling melengkapi untuk menciptakan generasi yang tidak hanya beriman, tetapi juga berkontribusi positif bagi bangsa,” jelas Dr. Sagir.
Respon dari Berbagai Pihak
Publikasi artikel ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, pendidik, dan tokoh masyarakat di Tojo Una-Una. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tojo Una-Una, Samudin Tanciga, SE.,M.AP menyatakan bahwa temuan penelitian ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki implementasi PAI di sekolah-sekolah di wilayahnya. “Kami berharap pendekatan ini dapat diterapkan secara lebih luas untuk mendukung pembentukan karakter siswa yang cinta tanah air,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang guru PAI di SMA Negeri 1 Tojo, menyampaikan bahwa penelitian ini memberikan wawasan baru dalam mengembangkan metode pengajaran yang lebih kontekstual. “Kami akan lebih fokus untuk mengaitkan materi agama dengan nilai-nilai kebangsaan, seperti yang disarankan dalam penelitian ini,” katanya.
Langkah ke Depan
Dr. Sagir berharap penelitian ini dapat mendorong diskusi lebih lanjut tentang peran pendidikan agama dalam pembangunan karakter bangsa. Ia juga mengusulkan agar pemerintah daerah dan institusi pendidikan tinggi bekerja sama untuk mengembangkan pelatihan bagi guru PAI guna meningkatkan kemampuan mereka dalam mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dalam pengajaran.
Selain itu, ia sedang merencanakan penelitian lanjutan yang akan mengeksplorasi dampak pendidikan agama terhadap pembentukan karakter kebangsaan di daerah lain di Sulawesi Tengah. “Kami ingin melihat apakah model ini dapat direplikasi di daerah dengan karakteristik sosial dan budaya yang berbeda,” tambahnya.
Penutup
Publikasi artikel ilmiah Dr. Sagir Muhammad Amin ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan agama Islam memiliki peran strategis dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya beriman, tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme yang kuat. Dengan pendekatan yang tepat, PAI dapat menjadi jembatan untuk memperkuat identitas kebangsaan di tengah tantangan zaman. Penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi para pendidik dan pengambil kebijakan untuk terus berinovasi dalam menciptakan sistem pendidikan yang relevan dan bermakna bagi masa depan bangsa.




