Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu telah menetapkan visi yang ambisius dan inspiratif: “Terdepan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan tinggi Islam di Asia Tenggara berbasis integrasi ilmu, kewirausahaan, dan kearifan lokal yang berwawasan Islam moderat.” Visi ini bukan sekadar slogan, tetapi merupakan panduan yang akan menentukan peran UIN Datokarama dalam dunia pendidikan tinggi, baik di tingkat nasional maupun regional.
Namun, sebuah visi besar memerlukan langkah-langkah strategis agar tidak sekadar menjadi mimpi. Ada beberapa hal penting yang menjadi kunci agar visi tersebut dapat menyentuh kehidupan akademik dan masyarakat luas, serta memastikan UIN Datokarama mampu mengukir peran global sambil tetap berpijak pada akar lokal.
Pertama, penguatan integrasi ilmu. UIN Datokarama harus menjadi pelopor dalam menggabungkan ilmu agama dan ilmu modern. Mahasiswa tidak hanya diajak untuk memahami Al-Qur’an dan hadis, tetapi juga harus diberikan pengetahuan tentang sains, teknologi, dan keterampilan sosial. Ini adalah modal untuk menghasilkan lulusan yang cerdas secara spiritual dan tangguh menghadapi tantangan global.
Kedua, pembangunan jiwa kewirausahaan. Dunia kerja yang semakin kompetitif menuntut lulusan untuk tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja. UIN Datokarama dapat mengembangkan ekosistem kewirausahaan Islami yang mendorong kreativitas, inovasi, dan keberanian dalam mengambil peluang. Dengan demikian, kampus tidak hanya melahirkan sarjana, tetapi juga wirausahawan muda yang berdaya saing global dan berpegang pada etika.
Ketiga, pengarusutamaan kearifan lokal. Keberagaman budaya di Sulawesi Tengah adalah kekayaan yang membedakan UIN Datokarama dari kampus lain. Tradisi, seni, dan nilai-nilai lokal dapat menjadi sumber inspirasi dalam pengembangan ilmu dan etika sosial. Dengan cara ini, UIN menunjukkan bahwa Islam moderat dapat tumbuh harmonis bersama budaya lokal, sekaligus menjadi identitas unik yang dapat ditawarkan ke dunia internasional.
Keempat, peneguhan Islam moderat. Dalam dunia yang penuh perbedaan dan potensi konflik, kampus ini harus hadir sebagai representasi Islam yang ramah, sejuk, dan solutif. Moderasi beragama perlu diwujudkan dalam pembelajaran, kegiatan mahasiswa, dan pengabdian masyarakat. Dialog lintas iman, literasi keberagamaan, dan penelitian sosial yang mendorong harmoni menjadi bentuk nyata dari komitmen ini.
Kelima, penguatan jejaring internasional. Untuk benar-benar menjadi terdepan di Asia Tenggara, UIN Datokarama perlu memperluas kerja sama lintas negara. Pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, dan publikasi internasional adalah langkah penting untuk mengangkat nama kampus ini di tingkat global. Di sinilah akar lokal dipertemukan dengan peran global.
Visi besar ini tentu bukan pekerjaan yang mudah. Akan ada tantangan, keterbatasan sumber daya, dan mungkin skeptisisme dari sebagian kalangan. Namun, dengan komitmen civitas akademika, dukungan pemerintah, dan partisipasi masyarakat, cita-cita tersebut sangat mungkin diwujudkan.
UIN Datokarama Palu memiliki modal yang kuat: tradisi keilmuan Islam, semangat kebersamaan, dan kearifan lokal yang kaya. Jika semua modal ini dikelola dengan strategi yang tepat, maka mimpi untuk menjadi kampus terdepan di Asia Tenggara bukanlah hal yang mustahil. Sebaliknya, hal ini bisa menjadi kenyataan yang membanggakan bagi Palu, Sulawesi Tengah, dan Indonesia secara keseluruhan.
Penulis: Dr Sofyan Bachmid




