Depok (Kemenag) – Kementerian Agama melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) menegaskan komitmennya membuka akses beasiswa seluas-luasnya bagi kaum perempuan. Kesempatan ini disampaikan Kepala Puspenma Setjen Kemenag, Ruchman Basori, saat memberikan kuliah umum pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Jumat (5/9/2025).
“Jangan lama-lama kuliah di IIQ Jakarta. Segera lulus dan kejar beasiswa S2 maupun S3, baik di dalam maupun luar negeri,” tegas Ruchman di hadapan 350 mahasiswa baru IIQ Jakarta yang memadati Hall Asrama Mahasiswa IIQ Parung, Depok.
Menurut Ruchman, Kemenag bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenkeu telah menyalurkan Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) kepada 7.594 penerima. Dari jumlah itu, sebanyak 3.190 awardee atau sekitar 42% adalah perempuan. Angka ini, kata Ruchman, akan terus ditingkatkan.
“Bapak Menteri Agama dan Sekjen Kemenag sangat berkomitmen memberi kesempatan beasiswa bagi mahasiswi, guru perempuan, ustadzah, dosen, tenaga kependidikan perempuan, pegawai Kemenag, serta alumni pesantren, PTKI, dan madrasah,” ungkapnya.
Aktivis mahasiswa 1998 ini juga menekankan pentingnya penguasaan ilmu Al-Qur’an yang dimiliki mahasiswa IIQ untuk menjawab tantangan global. “Solusi berbagai persoalan sudah ada dalam Al-Qur’an. Tugas mahasiswa adalah berijtihad agar ajarannya kontekstual dengan realitas masyarakat,” jelasnya.
Ruchman turut membagikan kiat sukses meraih beasiswa, mulai dari penguasaan bahasa asing dengan capaian TOEFL/IELTS, peningkatan kapasitas akademik, hingga kesiapan mental juang. “Kunci beasiswa adalah akademik yang kuat, bahasa yang mumpuni, dan mental pantang menyerah,” tambahnya.
Kehadiran Ruchman disambut hangat pimpinan, dosen, dan mahasiswa baru IIQ Jakarta. Rektor IIQ Jakarta, Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH., MH, bersama Ketua Panitia PBAK Dr. Ifaty Zamimah, MA, turut mendampingi acara tersebut.
Sebagai informasi, IIQ Jakarta merupakan perguruan tinggi Islam yang mayoritas mahasiswanya adalah perempuan, sekaligus pusat lahirnya kader-kader hafidzah dan intelektual Qur’ani.
Sumber: Pendis Kemenag