Jakarta (Kemenag) – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi terhadap Bank Indonesia (BI) yang dinilainya berhasil memadukan inovasi modern dengan kedalaman spiritual dalam kepemimpinan. Kesan ini disampaikannya saat hadir sebagai pembicara pada Festival BI Religi (FASBIRI): Dialog Tokoh Spiritual Leadership yang digelar di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (09/12/2025).
Menurut Menag, perjalanan BI sebagai otoritas moneter yang mampu melahirkan berbagai terobosan—mulai dari BI-FAST hingga QRIS—adalah contoh nyata bagaimana spiritualitas menjadi fondasi lahirnya inovasi besar.
“Loncatan BI ini melampaui zamannya dengan hadirnya BI-FAST dan QRIS. Inovasi sebesar ini tidak lahir hanya dari etos kerja, tetapi dari spiritualitas para pemimpin yang menjiwai pekerjaannya,” ujar Menag.
Forum BI Religi yang dilaksanakan sejak 2018 dibangun di atas tiga pilar utama—kepemimpinan, kesejahteraan, dan kekeluargaan. Bagi Menag, tiga pilar ini mencerminkan keseimbangan antara profesionalitas dan dimensi batin yang justru sering kali menjadi sumber kejernihan melihat masalah nasional.
Menag menyinggung sosok Sidharta Gautama sebagai simbol transformasi batin yang menghasilkan kebijaksanaan. Pemimpin yang mampu memadukan kecerdasan rasional, etos kerja, dan spiritualitas, menurutnya, akan lebih jernih dalam membaca persoalan dan lebih berani mengambil keputusan strategis.
“Dengan spiritualitas, para pemimpin mampu melampaui batas zamannya. Itu yang membuat persoalan berat moneter kita dapat diselesaikan dengan baik oleh BI,” lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa pembangunan tidak bisa hanya bertumpu pada regulasi maupun etos kerja teknokratis. Spiritualitas, kata Menag, menjadi energi moral yang menjadikan kebijakan lebih membumi dan diterima masyarakat.
“Dalam kampanye lingkungan, misalnya, masyarakat Indonesia sangat terikat dengan nilai agama. Kalau pesan perawatan alam dikaitkan dengan keyakinan, dampaknya jauh lebih kuat dan menggerakkan,” katanya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam kesempatan yang sama menekankan bahwa BI Religi merupakan ruang untuk membentuk karakter pegawai agar bekerja dengan integritas dan kesadaran spiritual.
“BI Religi mengajarkan kita bekerja sungguh-sungguh, menjunjung profesionalitas, dan menjaga integritas. Spiritualitas ini membawa kita untuk terus menjaga stabilitas moneter nasional,” ujar Perry.
Sumber: Menag RI




