Palu, 13/9 (UIN-DK) – Guru Besar sekaligus Pakar Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman Thahir mengemukakan upaya meminimalisasi dampak bencana alam harus dilakukan dengan memadukan pendekatan penggunaan teknologi dengan kearifan lokal.
“Memadukan pendekatan penggunaan teknologi dan kearifan lokal adalah solusi atas masalah dalam penanganan bencanan alam,” ucap Profesor Lukman Thahir, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu.
UIN Datokarama menawarkan konsepsi memadukan teknologi dan kearifan lokal yang berkelanjutan dalam penanganan bencana di Indonesia termasuk Sulawesi Tengah yang rentan terhadap bencana alam gempa bumi, banjir bandang, longsor, air laut pasang, gelombang tinggi, serta angin kencang, khususnya terkait dengan upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Konsepsi ini telah dipaparkan oleh Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman Thahir dalam acara serap aspirasi tokoh agama dan lembaga sosial keagamaan mitra Kementerian Agama yang dihadiri oleh Anggota DPR-RI Matindas J Rumambi.
Selain itu, konsepsi tersebut juga telah dipaparkan dalam acara Early Warning System yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah.
Rektor Profesor Lukman berharap Matindas J Rumambi sebagai wakil rakyat di DPR dari daerah pilihan Sulawesi Tengah, dapat mengarusutamakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dengan pendekatan memadukan teknologi dan kearifan lokal khususnya untuk wilayah Sulteng.
Menurut riset yang dilakukan Pahleviannur M.R (2019) bahwa edukasi mengenai kesadaran terhadap bencana masih menjadi persoalan serius, terutama di wilayah – wilayah yang paling rawan bencana. Hal ini diperparah dengan fragmentasi sistem informasi yang ada. Di mana, platform – platform peringatan dini sering kali bersifat terpisah, tidak terintegrasi secara real time dan belum memanfaatkan potensi teknologi.
“Bencana alam 2018 yang menimpa Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, dan sebahagian Parigi Moutong, harus dijadikan sebagai pelajar untuk menerapkan pendekatan teknologi dan kearifan lokal dalam penanganan bencana,” ungkapnya.
Dalam konteks pengurangan risiko bencana, UIN Datokarama bersinergi dengan Kementerian Agama dan Bank Pembangunan Asia serta lembaga swadaya masyarakat, telah menerapkan pendekatan teknologi dan kearifan lokal.
Bahkan, gedung perkuliahaan dan pelayanan administrasu UIN Datokarama oleh Kementerian PUPR RI dibangun dengan konsep sebagai shelter evakuasi jika terjadi bencana alam.*
Sumber: Humas UIN Datokarama