Dosen Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam (Tadris IPA) Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Doktor Mohammad Djamil M Nur mengembangkan inovasi yang tidak hanya menghemat anggaran, tetapi juga mengajarkan prinsip kepedulian lingkungan kepada mahasiswa.
Mohammad Djamil M Nur berhasil menyulap baterai laptop bekas yang sering dianggap limbah elektronik (e-waste) menjadi sumber tegangan yang stabil dan fungsional untuk praktikum di laboratorium Prodi Tadris IPA FTIK UIN Datokarama.
Melalui inovasi sederhana ini, Doktor Mohammad Djamil M Nur ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari hal kecil. Menghidupkan kembali baterai bekas laptop tidak hanya mendukung proses belajar mengajar, tetapi juga menanamkan kepedulian lingkungan pada mahasiswa .
Baterai Bekas, Masalah atau Peluang?
Baterai laptop lama, terutama tipe 18650, sering kali berakhir di tumpukan limbah elektronik. Baterai yang tidak lagi digunakan menjadi sampah elektronik dan limbah B3 yang berbahaya ( limbah yang berpotensi merusak lingkungan jika dibuang sembarangan). Padahal, meski sudah tidak layak digunakan untuk laptop, baterai ini masih mampu menyimpan energi yang cukup besar. Jika diolah dengan baik, baterai bekas tersebut bisa menjadi peluang baru untuk mendukung proses pembelajaran di laboratorium, khususnya sebagai sumber daya alternatif dalam praktikum.
Hemat Biaya, Peduli Lingkungan Pemanfaatan baterai 18650 dari bekas laptop bukan sekadar langkah penghematan anggaran praktikum. Lebih dari itu, ini adalah cara nyata untuk mengurangi dampak negatif limbah elektronik. Daur ulang baterai bekas berarti kita sedang mengintegrasikan prinsip keberlanjutan: efisiensi energi, ramah lingkungan, sekaligus inovasi pembelajaran.
Dua Masalah, Satu Solusi
Dengan memanfaatkan baterai bekas, perguruan tinggi sesungguhnya sedang menjawab dua persoalan sekaligus. Pertama, meningkatkan kualitas pembelajaran teknik dan sains dengan menyediakan alat praktikum rangkaian seri-paralel yang inovatif. Kedua, ikut serta dalam upaya menekan jumlah limbah elektronik yang terus meningkat setiap tahunnya.
Inspirasi untuk Perguruan Tinggi Lain
Pengembangan alat praktikum berbasis baterai laptop bekas bukan hanya relevan bagi mahasiswa tadris IPA, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan tinggi lainnya. Perguruan tinggi dituntut tidak hanya menghasilkan riset, tetapi juga memimpin praktik berkelanjutan yang memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat luas.
Penutup
Menghidupkan kembali baterai bekas laptop adalah langkah kecil dengan dampak besar. Selain
mendukung pembelajaran yang lebih bermakna, praktik ini juga membangun kesadaran
ekologis di kalangan mahasiswa. Inovasi sederhana ini membuktikan bahwa keberlanjutan
bukan sekadar wacana, tetapi bisa hadir dalam ruang-ruang kelas dan laboratorium kita.***
Penulis : Dosen Tadris IPA FTIK UIN Datokarama Doktor Mohammad Djamil M Nur