Rektor UIN Palu: Penceramah berperan tingkatkan kecintaan milenial terhadap NKRI

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Prof Dr H Sagaf S Pettalongi M.Pd mendorong para penceramah yang ada di daerah itu agar berperan meningkatkan kecintaan milenial atau generasi muda terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Dalam Islam, cinta terhadap Tanah Air adalah bagian dari iman,” Prof H Sagaf S Pettalongi dihubungi di Palu, Sabtu.

Pernyataan Prof Sagaf merupakan respons atas pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar yang menyatakan, penceramah perlu menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme. Dengan demikian keutuhan NKRI tetap terjaga sehingga umat bisa menjalankan ibadahnya dengan khusuk dan tenang sebagai kewajiban pada Allah SWT.

 

“Jadi di samping membangun akhlak dan ketaqwaan umat kita terhadap Allah SWT, kita juga tidak boleh meninggalkan semangat nasionalisme dan patriotisme,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar.

 

Dengan mengedepankan semangat nasionalisme dan patriotisme, NKRI akan tetap utuh dan aman sebagai tempat bagi warga negaranya untuk menjalankan aktivitas kehidupan termasuk ibadah.

Prof Sagaf mengatakan generasi muda menjadi harapan bangsa dalam menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara, menjaga harkat dan martabat bangsa di masa mendatang.

Karena itu, Prof Sagaf yang juga Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Sulteng menilai, generasi muda harus diberikan pemahaman dan penguatan tentang makna dan substansi dari Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, serta tujuan bernegara, agar mereka memahami secara seksama, antara lain menyangkut dengan cita-cita untuk memerdekakan kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.

“Hal ini harus ditanamkan kepada generasi muda, agar mereka sebagai penerus bangsa memahami dan memperjuangkan semangat bernegara,” ungkapnya.

Hal itu, sebut Prof Sagaf, harus dilakukan dengan membangun kerja sama multi pihak mulai dari unsur pemerintah hingga unsur tokoh agama.

“Merawat, menjaga dan memperjuangkan kedaulatan negara ini, menjadi tanggung jawab semua elemen yang ada di dalamnya. Olehnya, harus ada kerja sama dan kesadaran bersama,” ujarnya.

Penceramah, kata Prof Sagaf, sebagai panutan umat dan tokoh di masyarakat juga bertanggung jawab dalam membangun kecintaan generasi muda terhadap NKRI. Maka, dalam dakwah penceramah di semua agama perlu memberikan motivasi dan pencerahan kepada umat tentang pentingnya menjaga kedaulatan NKRI.

Di samping itu, simbol-simbol kenegaraan yang telah dicetus oleh para pendahulu, perlu disosialisasikan atau disampaikan dengan seksama untuk dipahami secara oleh para generasi muda belakangan ini.

“Seperti bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah simbol-simbol negara yang patut dipahami dan dijunjung tinggi oleh semua warga negara terutama para generasi muda,” katanya.

“Akan tetapi hal ini harus ada kerja sama yang baik, pemerintah, TNI dan Polri, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda harus bersatu dan bekerja sama,” ujarnya.