Rektor UIN Datokarama Palu Berharap BOPTN Naik dari Tahun Sebelumnya

Palu (Humas UINDK Palu) – Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Lukman S. Thahir, M.Ag. membuka secara resmi Konsinyering Penyusunan Draft Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Forum Perencanaan PTKIN 2023 UIN Datokarama Palu, di Hotel Santika Palu, Rabu (1/11/2023).

Kegiatan yang mengangkat tema “Peranan BOPTN Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan pada PTKIN” ini diikuti oleh Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Dr H Rohmat Mulyana Sapdi M Pd via zoom dan Ketua Forum Perencanaan PTKIN 2023 Prof Dr H Mahmud M Si secara langsung.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Datokarama Palu Prof Lukman Thahir mengatakan bahwa BOPTN atau Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri ini merupakan bantuan yang tentunya berasal dari pemerintah kepada Perguruan Tinggi Negeri yang dimaksudkan untuk membiayai kekurangan tentunya.

“Karena biaya operasional ini tidak pernah cukup. Nah, alhamdulillah dengan adanya BOPTN, ini sangat luar biasa membantu kekurangan dari begitu banyak biaya operasional yang harus kita keluarkan di dalam satu tahun di pendidikan yang kita kelola di masing-masing kampus,” kata Prof Lukman.

Jika merujuk pada undang-undang nomor 12 tahun 2012 lanjut Prof Lukman, bahwa dimana pada pasal 85 ayat 5 dan ayat 6 yang menyatakan bahwa alokasi anggaran yang disebut BOPTN itu dari pemerintah, dan di ayat 6 itu paling sedikit alokasi anggarannya itu 30 persen ke penelitian.

“Saya mungkin tentunya berharap kepada tim perencana yang ada di PTKIN agar undang-undang ini harus dijadikan pedoman, jadi 30 persen paling sedikit itu mengarah kepada yang namanya penelitian. Karena insya Allah di UIN Palu ke depan penelitian itu akan terkait dengan visi yang diemban oleh rektor. Saya bermimpi seperti ini kira-kira,” lanjutnya.

Visi yang ditawarkan itu kata Prof Lukman akan didiskusikan bersama yakni terdepan dalam pengembangan integrasi ilmu, entrepreneurship, kearifan lokal dan berwawasan islam moderat.

Menurutnya untuk mewujudkan hal itu, terdapat tiga pendekatan yang harus dimiliki oleh setiap dosen. Bagi dosen-dosen yang Islamic study maka mereka perlu memahami tiga pendekatan yakni pendekatan antropologi, pendekatan sosiologi dan pendekatan historis.

Sementara bagi dosen-dosen yang non Islamic study juga memiliki tiga pendekatan diantaranya pendekatan falsafah kalam, pendekatan alquran dan hadis lalu kemudian pendekatan tasawuf.

“Inilah disebut integrasi ilmu. Jadi maksudnya tidak ada satupun penelitian bagi dosen-dosen yang ke depan kalau dosen psikologi harus juga mengintegrasikan dengan tasawuf, dengan falsafah kalam atau ilmu alquran dan hadis. Semua penelitian kebijakannya akan mengarah ke sana,” tegas Prof Lukman.

Terkait penyusunan draft petunjuk teknis BOPTN, Prof Lukman juga meminta kepada tim perencana agar membuat petunjuk teknis yang berhubungan dengan paling tidak dua program unggulan dari Kementerian Agama RI, dan terdapat juga hubungan dengan program unggulan yang ada di UIN Datokarama Palu.

Prof Lukman sendiri mengakui memiliki 7 program unggulan diantaranya itu ada transformasi digital yang menjadi unggulan di pusat dan yang kedua penguatan moderasi beragama berwawasan islam moderat.

“Saya nanti akan memberikan aspek yang perlu kita sisir, sehingga kita bisa memungkinkan kalau misalnya tahun kemarin kita Rp 6 miliar dibuatlah penyusunannya itu kalau bisa sampai Rp 10 miliar, saya akan berjuang sampai di pusat bagaimana supaya bantuan operasional itu memungkinkan untuk diberikan kepada kita,” sebutnya.

Masih kata Prof Lukman, ada beberapa aspek yang perlu diberi penekanan terutama ketika menjelaskan di petunjuk teknis menyangkut tentang penggunaan dana tersebut. Yang pertama itu berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Saya kira ini penting. Harus jelas dan dipahami, agar supaya masalah akreditasi kita sebenarnya salah satunya disini, di penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, tidak cukup biaya operasional kita di kampus itu untuk membiayai prodi-prodi yang lain,” ujar Prof Lukman.

Kata Prof Lukman seperti itu gambaran secara umum yang mungkin bisa direncanakan, sehingga betul-betul apa yang diharapkan ini memiliki daya guna secara langsung baik kepada tenaga dosen maupun Tendik dan bahkan kepada mahasiswa.

“Kalau itu bisa kita lakukan, ya mudah-mudahan akan memberikan manfaat yang terbaik bagi pengembangan mutu dan kualitas pendidikan yang ada di UIN Datokarama Palu,” tutup Rektor.

Sementara itu, Ketua Forum Perencanaan PTKIN 2023 Prof Dr H Mahmud menambahkan bahwa kegiatan ini adalah program pada bagian perencanaan Pendis yang dilakukan dalam rangka untuk membahas perkembangan-perkembangan regulasi khususnya pada program-program perencanaan, lebih khusus lagi dalam rangka penyusunan pengganggaran di PTKIN.

“Di UIN Palu ini kami mencoba fokus pada penyusunan juknis BOPTN, karena memang dalam beberapa tahun ini juknis BOPTN itu tidak pernah terbit lagi, terakhir pada tahun 2021. Untuk Juknis BOPTN 2022 dan 2023 itu belum ada, sehingga dalam pengelolaan anggaran khusus pada sumber BOPTN kita nyaris menyusun anggaran tanpa Juknis,” jelasnya.