Sidoarjo (Kemenag) — Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama mendukung percepatan rekonstruksi bangunan pesantren sebagai bentuk perlindungan dan penguatan fungsi lembaga pendidikan keagamaan. Komitmen ini salah satunya diwujudkan melalui pengecekan kesiapan rekonstruksi bangunan Pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo.
Kunjungan dilakukan bersama Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) dan sejumlah Kementerian/Lembaga terkait. Hadri, Sekretaris Menko Pemberdayaan Masyarakat Andie Megantara, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kemenko PM Abdul Haris, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dewi Chomistriana.
Hadir juga, Staf Ahli Menko PM Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah II Kemendagri Suprayitno, serta Direktur Pesantren Kementerian Agama RI Dr. Basnang Said.

Direktur Pesantren Basnang Said menyampaikan bahwa kunjungan lintas kementerian ini merupakan tindak lanjut nyata dari arahan Presiden untuk memastikan keamanan dan keselamatan santri di lingkungan pesantren. “Kemenag berkomitmen mendampingi setiap proses rekonstruksi pesantren agar berjalan sesuai ketentuan, baik dari sisi legalitas lahan, desain bangunan, maupun pemenuhan standar kelayakan fungsi pendidikan,” ujar Basnang (13/11/2025).
Menurut Basnang, pesantren memiliki posisi strategis sebagai pusat pendidikan dan pengasuhan santri. Karena itu, keselamatan dan kelayakan bangunan menjadi aspek penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan belajar-mengajar. “Pesantren bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi juga rumah kedua bagi para santri. Maka, setiap bangunan harus dirancang dengan mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan kenyamanan,” imbuhnya.
Basnang juga menambahkan bahwa akan ada kebijakan pemberian beasiswa bagi lulusan 80 pesantren yang dijadikan sasaran program percepatan renovasi dan rekonstruksi bangunan pesantren, untuk mengambil program S1 program studi di bidang teknik sipil, ekonomi dan kesehatan melalui pendanaan yang berasal dari Dana Abadi Pesantren. Program S1 tersebut diselenggarakan di beberapa perguruan tinggi yang sudah bekerja sama dengan Kementerian Agama dalam penerimaan mahasiswa melalui jalur skema beasiswa santri yang berasal dari Dana Abadi tersebut.
Pihak pengasuh Pesantren Al Khoziny menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah. Saat ini, sebagian santri putra masih menempati rumah warga di sekitar pesantren karena keterbatasan ruang pasca insiden ambruknya bangunan. “Rekonstruksi ini sangat ditunggu karena akan mengembalikan fungsi utama asrama santri dan kegiatan belajar mengajar,” kata pengasuh.
Kemenag RI menegaskan bahwa rekonstruksi Pesantren Al Khoziny merupakan bagian dari upaya bersama pemerintah dalam memastikan standar keselamatan dan kelayakan bangunan pesantren di seluruh Indonesia. Langkah ini menjadi bagian awal dari tindak lanjut instruksi Presiden untuk memperkuat jaminan keselamatan santri serta memperbaiki infrastruktur pesantren yang rentan secara struktural.
“Melalui sinergi lintas kementerian dan dukungan pemerintah daerah, kami berharap upaya ini menjadi model bagi percepatan penataan dan penguatan infrastruktur pesantren di Indonesia,” tutup Basnang.
Sumber: Menag RI




