Palu, 10/11 (UIN Palu) – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman Thahir mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) perguruan tinggi tersebut baik dosen maupun tenaga kependidikan, untuk mengikuti perjuangan dan meneladani para pahlawan.
“Para Pahlawan mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit. Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan,” kata Rektor Profesor Lukman Thahir membacakan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025, di UIN Datokarama Palu, Senin (10/11).
Civitas akademik UIN Datokarama yang terdiri dari para pejabat kampus, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, mengikuti Upacara Hari Pahlawan Nasional. Rektor Profesor Lukman Thahir bertindak sebagai inspektur upacara yang berlangsung di Kampus I UIN Datokarama, di Kota Palu.

Dalam amanat Menteri Sosial Republik Indonesia yang dibacakan oleh Rektor Profesor Lukman, disampaikan bahwa terdapat tiga hal yang perlu diteladani. Pertama, kesabaran para pahlawan. Para pahlawa sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan.
Mereka tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena mereka tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan.
Kedua, para pahlawan mengedepankan kepentingan bangsa. Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan. Mereka tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena mereka tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan.
Ketiga, para pahlawan memiliki pandangan jauh ke depan. Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang,
untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai. Dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah, darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam. Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan. Ini adalah modal besar bagi generasi kita saat ini.
Semangat perjuangan yang pantang menyerah, adalah kekuatan bagi kita dan generasi mendatang untuk meneruskan cita-cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan.
Di masa kini, perjuangan tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan pengabdian.
Namun semangatnya tetap sama; membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan.
Inilah semangat yang terus dihidupkan melalui Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, mulai dari memperkuat ketahanan nasional, memajukan pendidikan, menegakkan keadilan sosial, hingga membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya.
Hari ini, mari kita bersyukur dan berjanji: bahwa kemerdekaan ini tidak akan sia-sia. Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus.
Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak pernah padam. Dengan bekerja, bergerak dan berdampak.
Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan.***

Sumber: Humas UIN Datokarama




