Penulis : Dr Sofyan Bachmid
“Pemenang dalam persaingan bukanlah yang kuat, tetapi yang bisa beradaptasi”
Tahun lalu, saya pernah membuat kutipan yang berbunyi, “Pemenang dalam persaingan bukanlah yang kuat, tetapi yang bisa beradaptasi.” Ketika saya memposting kutipan tersebut di status WA, beberapa teman menyarankan agar saya memberikan uraian singkat mengenai postingan itu. Saat itu, saya hanya bisa berjanji kepada mereka bahwa saya akan membuatnya. Alhamdulillah, hari ini saya berupaya memenuhi janji tersebut, semoga mereka bisa membacanya.
Dalam kehidupan yang terus bergerak cepat, kita sering terjebak dalam pandangan bahwa kemenangan hanya milik mereka yang kuat, pintar, atau memiliki sumber daya besar. Namun, kenyataannya, sejarah dan kehidupan sehari-hari menunjukkan hal yang berbeda: pemenang sejati bukanlah yang paling kuat, melainkan yang paling mampu beradaptasi.
Kekuatan fisik, kecerdasan, atau kekuasaan hanyalah keunggulan sementara. Dunia berubah terlalu cepat untuk mengandalkan satu bentuk keunggulan yang statis. Dalam era disrupsi digital, bencana alam, hingga dinamika sosial, mereka yang bertahan dan bahkan tumbuh bukanlah yang sempurna, tetapi yang fleksibel — yang mampu menyesuaikan langkah tanpa kehilangan arah. Seperti bambu yang tampak lembut, namun tetap tegak setelah badai, sementara pohon besar justru tumbang karena keras kepala menolak arah angin.
Adaptasi Sebagai Kunci Kehidupan
Kemampuan beradaptasi adalah seni membaca perubahan dan menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati diri. Dalam dunia bisnis, perusahaan yang gagal berinovasi akan perlahan tenggelam, betapapun besar modal yang mereka miliki. Demikian pula dalam dunia pendidikan, lembaga yang enggan memperbarui kurikulum dan metode belajar akan tertinggal di belakang generasi baru yang haus akan relevansi dan kreativitas.
Dalam konteks pribadi, adaptasi berarti kesediaan untuk belajar dari kegagalan, membuka diri terhadap kritik, dan terus mencari cara baru untuk berkembang. Orang yang mampu beradaptasi tidak menolak perubahan, tetapi menjadikannya sebagai bahan bakar untuk pertumbuhan. Mereka memahami bahwa kehidupan bukanlah tentang menghindari ombak, melainkan tentang belajar berselancar di atasnya.
Nilai Spiritual dalam Adaptasi
Dari perspektif spiritual, kemampuan beradaptasi sejatinya mencerminkan sifat tawakal dan ijtihad dalam Islam. Tawakal berarti berserah diri kepada Allah tanpa kehilangan usaha, sementara ijtihad adalah upaya berpikir dan bertindak kreatif untuk menemukan solusi terbaik sesuai zaman. Nabi Muhammad ﷺ sendiri adalah teladan terbesar dalam hal adaptasi: beliau menyesuaikan strategi dakwah sesuai kondisi masyarakat tanpa mengubah nilai-nilai pokok ajaran Islam.
Artinya, adaptasi bukan kompromi terhadap prinsip, melainkan bentuk kebijaksanaan dalam menjaga relevansi nilai-nilai kebaikan di tengah realitas yang berubah. Orang yang adaptif bukan berarti mudah berubah arah, tetapi mampu menemukan keseimbangan antara prinsip dan fleksibilitas.
Menjadi Pemenang Sejati
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, pemenang sejati adalah mereka yang tidak takut berubah. Mereka mungkin tersandung, namun tidak berhenti melangkah; mungkin kehilangan arah, namun tidak kehilangan makna. Kekuatan mereka bukan terletak pada otot, harta, atau jabatan, melainkan pada kemampuan untuk tetap tenang di tengah badai, berpikir jernih dalam kekacauan, dan menyesuaikan langkah dengan kebijaksanaan.
Akhirnya, kita belajar bahwa adaptasi bukan sekadar strategi bertahan hidup, tetapi jalan menuju kedewasaan. Ia menuntun manusia untuk lebih rendah hati, lebih bijak, dan lebih siap menghadapi setiap gelombang kehidupan.
Karena itu, jangan takut berubah. Justru di situlah letak kemenangan — bukan pada kekuatan yang kaku, tetapi pada kelenturan yang bijaksana. Sebab pada akhirnya, yang akan tetap berdiri bukanlah yang terkuat, melainkan yang mampu beradaptasi.***
Tentang Penulis: Dr Sofyan Bachmid adalah dosen tetap UIN Datokarama pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Ia merupakan seorang ASN yang saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM).




