Bicara Agama dan Adat, Menag: Keduanya Saling Memperkuat

Palangka Raya (Kemenag) — Menteri Agama Nasaruddin Umar bicara tentang relasi adat dan agama saat berkunjung ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Menag menilai masyarakat Kalimantan Tengah memiliki keistimewaan karena dipersatukan oleh adat yang kokoh dan kuat dalam menjaga harmoni sosial.

Menag menekankan bahwa hubungan antara agama dan adat harus dijaga agar tetap sinkron dan harmonis. “Saya ingatkan bahwa merawat kebudayaan kita itu sangat penting. Agama dan adat itu harus berjalan seiring. Keduanya saling memperkuat, bukan bertentangan,” tegasnya di Palangka Raya, Kamis (6/11/2025).

Menag lalu menyinggung penerapan konsep ekoteologi, yakni pandangan teologis yang menempatkan manusia, alam, dan Tuhan dalam satu kesatuan spiritual. Ia menilai nilai-nilai ekoteologi sangat sejalan dengan falsafah hidup masyarakat Dayak yang menghormati alam dan menjaganya sebagai bagian dari kehidupan beragama.

“Saya merasa ekoteologi ini sangat sejalan dengan budaya Dayak yang menyatu dengan alam. Kita bisa belajar dari kearifan lokal mereka dalam menjaga keseimbangan antara manusia, lingkungan, dan nilai-nilai ketuhanan,” ujar Menag.

Menag mengingatkan seluruh ASN untuk senantiasa menjadi teladan dalam merawat nilai-nilai kebangsaan, moderasi beragama, dan kelestarian budaya lokal. “Jaga semangat pengabdian, karena kita bukan hanya pelayan administrasi, tetapi juga duta harmoni di tengah masyarakat,” pesan Menag.

Plt. Kepala Kanwil Kemenag Kalimantan Tengah, Hasan Basri, menyampaikan gambaran keragaman agama di wilayahnya. Berdasarkan data terbaru, persentase agama di Kalimantan Tengah adalah sekitar 74,45% Islam, 16,61% Kristen, 3,40% Katolik, 5,4% Hindu (termasuk agama Kaharingan), 0,11% Buddha, dan 0,01% Konghucu, dan lainnya 0.03%.

“Kita hidup berdampingan menjaga kerukunan, dan ASN Kanwil Kemenag memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kerukunan itu,” tandasnya.

Sumber: Menag RI

Bagikan post ini