FEBI UIN Datokarama Dukung Transparansi Keuangan PDAM Lewat Pelatihan SAK-EP PERPAMSI Sulteng

Palu (UIN Datokarama) – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu menjadi pemateri utama dalam kegiatan “Pelatihan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK-EP)” yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) Provinsi Sulawesi Tengah. Acara dua hari ini berlangsung di Hotel Kembang Joyo Palu pada 20-21 Oktober 2025, dengan diikuti oleh seluruh bagian keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) se-Sulawesi Tengah.

Pelatihan ini dihadiri oleh lebih dari 30 peserta dari berbagai PDAM di wilayah Sulteng, termasuk PDAM Tirta Palu, PDAM Poso, PDAM Morowali, dan PDAM lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan penerapan SAK-EP, standar akuntansi yang dirancang khusus untuk entitas privat skala kecil dan menengah, termasuk perusahaan daerah seperti PDAM. Dalam era pasca-pandemi dan tantangan ekonomi regional, pelatihan semacam ini menjadi krusial untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi pengelolaan keuangan publik.

Pemateri Dewi Salmita, M.Ak., ACPA, dosen FEBI UIN Datokarama Palu membuka sesi materi “Dasar-Dasar SAK-EP dan Pengakuan Aset Tetap”. Ia menjelaskan bagaimana standar ini selaras dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), sambil menekankan adaptasi untuk entitas privat seperti PDAM.

“Sektor air minum adalah tulang punggung kesejahteraan masyarakat Sulteng. Namun, tantangan seperti subsidi pemerintah, fluktuasi tarif, dan pemeliharaan infrastruktur memerlukan akuntansi yang akurat. SAK-EP bukan hanya alat pencatatan, tapi strategi untuk keberlanjutan PDAM,” ujar Dewi.

Pada sesi berikutnya Dewi menyampaikan materi dengan topik “Penyusutan Aset, Penyisihan Piutang, dan Pelaporan Keuangan Berbasis SAK-EP”. Sebagai dosen senior di Program Studi Ekonomi Syariah FEBI, Dewi Salmita membagikan studi kasus nyata dari PDAM di Jawa Tengah yang berhasil meningkatkan rasio likuiditas hingga 25% pasca-penerapan SAK-EP. “Peserta hari ini sangat antusias. Mereka tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik langsung menggunakan software akuntansi sederhana,” tambahnya.

Peserta pelatihan, yang semuanya berasal dari divisi keuangan PDAM se-Sulawesi Tengah, memberikan respons positif. Bagian Keuangan PDAM Tirta Palu, menyatakan, “Pelatihan ini sangat tepat waktu. Kami sering kesulitan dengan pelaporan aset air baku yang nilainya miliaran rupiah. Materi dari pak Annas dan ibu Dewi langsung bisa kami terapkan di laporan triwulan IV 2025.”

Menurut data PERPAMSI Sulteng, terdapat 14 PDAM aktif di provinsi ini, dengan total aset mencapai Rp 2,5 triliun per akhir 2024. Namun, survei internal PERPAMSI menunjukkan bahwa 60% PDAM masih menggunakan standar akuntansi lama, yang berisiko menimbulkan ketidaksesuaian dengan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pelatihan ini diharapkan mengurangi disparitas tersebut, sekaligus mendukung target PERPAMSI nasional untuk mencapai cakupan layanan air minum 100% pada 2030.

Acara dibuka oleh Ketua PERPAMSI Sulteng, Imran, SH yang dalam sambutannya menekankan kolaborasi dengan perguruan tinggi. “UIN Datokarama Palu telah menjadi mitra strategis kami. Dosen seperti Annas dan Dewi bukan hanya akademisi, tapi juga praktisi yang memahami dinamika PDAM di daerah rawan bencana seperti Sulteng,” katanya.

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK-EP) diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI pada 2011 dan direvisi terakhir pada 2023. Standar ini disederhanakan dari PSAK penuh, cocok untuk entitas dengan omset di bawah Rp 50 miliar, yang mencakup hampir seluruh PDAM di Indonesia. Di Sulteng, implementasi SAK-EP menjadi mendesak pasca-gempa Palu 2018, di mana banyak PDAM mengalami kerugian aset tak terlaporkan.

Pelatihan ini merupakan bagian dari program PERPAMSI nasional “Peningkatan Kapasitas Keuangan 2025”, yang didanai oleh Kementerian Dalam Negeri dan Bank Dunia. Selain materi inti, peserta juga mengikuti workshop kelompok, simulasi audit, dan sertifikasi digital yang dikeluarkan oleh IAI cabang Sulteng.

PERPAMSI Sulteng berencana mengadakan follow-up workshop pada Desember 2025 untuk monitoring implementasi. Sementara itu, Dewi Salmita menyatakan kesiapan FEBI untuk pelatihan lanjutan, termasuk integrasi akuntansi berbasis syariah untuk PDAM.

Kegiatan ini tidak hanya memperkuat jaringan antar-PDAM, tapi juga menegaskan peran perguruan tinggi negeri berbasis Islam dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Sulawesi Tengah. Dengan bekal SAK-EP yang solid, PDAM se-Sulteng diharapkan lebih tangguh menghadapi tantangan air bersih di masa depan.

Bagikan post ini