UIN Palu libatkan Best-Q Institute Laksanakan Pelatihan Manajemen Risiko

Palu, 6/10 (UIN Palu) – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama melibatkan Best-Q Institute melaksanakan pelatihan manajemen risiko bagi civitas akademik perguruan tinggi keagamaan Islam negeri tersebut.

“Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam tata kelola Perguruan Tinggi (PT). Keberadaan manajemen risiko dalam penyelenggaraan akademik menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat diabaikan,” kata Ketua Lemabaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Datokarama Dr Sofyan Bachmid, di Kota Palu, Senin.

Pelatihan Manajemen Risiko menghadirkan Direktur Best-Q Institute Rosihan Aslihuddin selaku narasumber. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari mulai Senin – Selasa tersebut, juga dihadiri oleh Ketua Senat Dr Saude, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr Hamka, Wakil Rektor Bidang Mahasiswa Dr Faisal Attamimi, Ketua LPM Dr Sofyan Bachmid, Ketua LPPM Dr Sahran Raden, Kepala SPI Dr Askar, serta wakil – wakil dekan, ketua dan sekretaris prodi, kabag dan kasubag di lingkungan UIN Datokarama.

Sofyan Bachmid mengemukakan, manajemen risiko sangat penting dan menjadi kebutuhan PTKIN termasuk UIN Datokarama. Hal ini karena, managemen risiko berperan dalam menjaga kualitas akademik.

“Risiko akademik, seperti plagiarisme, manipulasi nilai, atau rendahnya produktivitas penelitian, dapat menurunkan standar mutu perguruan tinggi, maka melalui implementasi managemen risiko, risiko – risiko tersebut dapat dicegah dan diminimalisasi,” ungkapnya.

Di samping itu, manajemen risiko melindungi reputasi institusi. Reputasi merupakan aset penting yang menentukan kepercayaan masyarakat, serta managemn risiko mendukung kepatuhan terhadap regulasi.

“Setiap perguruan tinggi wajib mengikuti ketentuan dari Kementerian Agama, DIKTI, BAN-PT, maupun lembaga akreditasi internasional,” ujar Sofyan Bachmid.

Ia menambahkan, tujuan dari implementasi manajemen risiko adalah upaya sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengendalikan, dan meminimalisir risiko yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan organisasi, dalam hal ini Perguruan Tinggi.

“Jadi, maksudnya bukan sekadar menghindari risiko, tetapi juga mengelola agar risiko yang ada bisa dikendalikan dan bahkan dimanfaatkan sebagai peluang,” kata dia.

Terkait hal itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Dr Hamka menyebut manajemen risiko berfungsi sebagai peta jalan yang membantu perguruan tinggi menavigasi kompleksitas lingkungan eksternal dan internal, memastikan bahwa setiap langkah yang diambil mendukung visi jangka panjangnya sambil meminimalkan kejutan negatif.

“Oleh karena itu Dr Hamka meminta kepada semua peserta yang hadir untuk mengikuti dengan baik kegiatan tersebut,” imbuhnya.***

Sumber: Humas UIN Datokarama

 

 

Bagikan post ini