Palu, 2/10 (UIN Palu) – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama menggandeng Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes-PDT) Republik Indonesia untuk secara bersama membahas upaya pengentasan kemiskinan.
Pembahasan upaya pengentasan kemiskinan dilakukan melalui Seminar Nasional Tentang “Pengentasan Kemiskinan Dengan Metode Nabi Muhammad SAW”, yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah Komunikasi Islam (FDKI), menghadirkan Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa dan Daerah Tertinggal Kemendes-PDT, Doktor H Yusra sebagai narasumber.
Selain Doktor Yusra, Dekan FDKI Doktor Adam juga narasumber pada kegiatan yang berlangsung di kampus 1000 mimpi tersebut, Kamis (2/10).
Dalam seminar nasional tersebut Doktor Yusra menyampaikan materi tentang “pemberdayaan masyarakat desa untuk pemberantasan kemiskinan’.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 8,47 persen, lebih rendah dari 8,57 persen pada September 2024. Jumlah penduduk miskin juga berkurang menjadi 23,85 juta orang.
Doktor Yusra memaparkan, secara umum, kemiskinan di tingkat nasional terus menurun, selama 20 tahun terakhir. Berdasarkan data yang ada, mayoritas penduduk miskin saat ini berada di perdesaan, dengan proporsi 54,77 persen penduduk miskin berada di perdesaan.
“Maka, kunci sukses dalam memberantas kemiskinan adalah melalui pemberdayaan masyarakat desa secara holistik,” ujar Doktor Yusra.
Ia mengemukakan setiap desa memiliki keunikan dan potensi yang dapat diangkat menjadi produk unggulan desa (Prudes). Pemanfaatan potensi lokal inilah yang harus didorong dan difasilitasi. “Pemberdayaan bukan hanya soal memberikan bantuan modal, tetapi bagaimana kita mampu menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa mereka adalah subjek pembangunan, bukan objek. Ketika masyarakat desa aktif mengelola potensi mereka, misalnya melalui BUM Desa untuk produk pertanian, kerajinan, atau pariwisata, maka secara otomatis roda ekonomi akan berputar dan kemiskinan akan tergerus,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan Asta Cita Prabowo – Gibran khususnya poin ke enam yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan, untuk mewujudkan Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045, yang dimandatkan dalam RPJMN 2025 – 2029.
Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman Thahir yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Doktor Hamka mengemukakan bahwa, UIN Datokarama turut bertanggung jawab dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Langkah pengentasan kemiskinan oleh UIN Datokarama dilakukan dengan pendekatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Perguruan tinggi harus menjadi mesin penghasil solusi inovatif. Melalui penelitian, para akademisi didorong menemukan model-model pengentasan kemiskinan yang efektif, terukur, dan sesuai dengan kearifan lokal. Sementara itu, melalui pengabdian masyarakat, UIN Datokarama membawa inovasi yang berangkat dari hasil riset untuk menjadi pendekatan langsung ke desa dalam pengentasan kemiskinan.***

Sumber: Humas UIN Datokarama




