Kisah Wadah Penampung Yatim Korban Tsunami Jadi Pesantren Lahirkan Ratusan Penghafal Al-Quran

Aceh (Kemenag) — Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii, mengakhiri kunjungan kerjanya di Aceh dengan bersilaturahmi ke Ma’had Daarut Tahfizh Al Ikhlas, Sabtu (27/9/2025). Pondok pesantren ini berlokasi di Villa Buana Gardenia, Ajun, Aceh Besar.

Wamenag mengapresiasi perkembangan pesantren yang baru berdiri setelah peristiwa tsunami melanda Aceh. Pesantren ini sekaligus menjadi monumen kebangkitan pasca-tsunami dan sekarang menjadi pusat pencetak penghafal Al-Qur’an.

Mudir Ma’had Daarut Tahfizh Al-Ikhlas, Zulfikar, berbagi cerita tentang sejarah inspiratif berdirinya lembaga ini. Menurutnya, pesantren para penghafal Al-Qur’an ini dirintis pada 10 Mei 2005, tak lama setelah bencana Tsunami Aceh. Ma’had ini lahir dari cita-cita Zulfikar saat berada di tempat pengungsian, yaitu membuat wadah penampung anak yatim korban Tsunami dan mengajarkan Al-Qur’an.

“Cerita yang paling mulia itu adalah cerita tentang Al-Qur’an. Saya tegaskan, ini adalah perjuangan yang indah yang sedang kita lalui untuk memperjuangkan Al-Qur’an,” ujar Romo Syafii, menghargai komitmen pendirian Ma’had tersebut.

Saat ini, Ma’had Daarut Tahfizh Al Ikhlas berkembang pesat dengan total kurang lebih 1.800 santri dan santriwati. Mereka belajar di jenjang Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Aliyah.

Ciri khas pesantren ini adalah sebagai Ma’had Tahfizh Qur’an. Ada dua program pendidikan, reguler dan intensif, untuk memastikan seluruh lulusannya adalah penghafal Al-Qur’an. Kemenag mencatat, Ma’had ini telah menghasilkan kurang lebih 200 santri syahadah tahfizh 30 juz mutqin (hafalan kuat).

Romo Syafii menegaskan komitmen Kemenag untuk mendukung lembaga-lembaga seperti ini karena menjadi penopang pendidikan agama di Indonesia. Keberhasilan Ma’had ini terbukti dengan banyaknya lulusan yang berhasil menembus perguruan tinggi nasional dan internasional, seperti di Mesir, Yordania, Libia, Sudan, dan Madinah.

“Kemenag akan terus mendukung lembaga Tahfizh,” pungkas Romo Syafii.

“Kami mendoakan agar seluruh perjuangan santri di Ma’had ini senantiasa berkah. Kami juga berharap, ketika mereka meninggal, Al-Qur’an akan menjadi penolong agar dapat masuk surga,” tutup Wamenag.

Sumber: Menag RI

Bagikan post ini