Rektor UIN Datokarama: Guru perlu terapkan Pedagogik Cinta dalam pembelajaran

Palu, 28/9 (UINDAK) – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman Thahir menyerukan para pendidik perlu menerapkan konsepsi pedagogik cinta sebagai fondasi dasar dalam implementasi pembelajaran di dalam kelas.

“Karena guru atau pendidik adalah obor yang menerangi kegelapan, sehingga pembelajaran yang berorinetasi pada memanusiakan manusia dengan pendekatan pedagogik cinta adalah kebutuhan masa kini,” ucap Profesor Lukman Thahir, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Ahad.

Profesor Lukman Thahir yang juga sebagai Pakar Filsafat UIN Datokarama telah mengampanyekan konsepsi tersebut dihadapan 1.193 pendidik/guru dari 31 provinsi dalam acara pengukuhan guru profesional melalui program PPG yang diselenggarakan oleh FTIK UIN Datokarama.

Melalui konsepsi pedagogik cinta, para pendidik dalam proses pembelajaran harus mendahulukan aspek afeksi yang meliputi dimensi penguatan nilai kejujuran siswa, empati, dan pantang menyerah.

Hal ini penting, mengingat ilmu pengetahuan adalah cahaya. Sehingga pendidik sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas, dituntut untuk membangun hubungan emosional yang kuat dengan siswa.

Penguasaan Kompetensi Pedagogik yang teknis harus diimbangi dengan Kompetensi Kepribadian yang matang, di mana cinta menjadi manifestasi dari kedewasaan, kearifan, dan teladan seorang pendidik.

Dampak jangka panjang dari ‘Pedagogik Cinta’ adalah terciptanya generasi yang berakhlak mulia dan bermental sehat. Dengan demikian, upaya mewujudkan generasi emas 2045 dapat kita capai.

“Maka menjadi guru yang baik, harus berangkat dari hati, yang mampu memanusiakan manusia. Bukan berangkat dari aspek rasional,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman yang ada, siswa lebih cenderung mengingat gurunya dari karakter atau perlakuan guru terhadap siswa. Maka, aspek afeksi harus didahulukan sebelum memasuki aspek kognisi dan psikomotorik dalam pembelajaran.

“Oleh karena itu, mengajarlah dengan kasih sayang. Jangan memaksakan anak – anak kita untuk menjadi pintar. Sebab menjadi pintar itu adalah urusan Allah. Guru yang mengajar dengan tulus akan mampu menyentuh sisi kemanusiaan siswa, sehingga ilmu yang disampaikan tidak hanya berhenti di memori, tetapi meresap menjadi karakter,” ungkapnya.***

Ia berharap guru lulusan PPG UIN Datokarama dapat menjadi penggerak dalam mengimplementasikan pedagogik cinta di sekolah, untuk etos kerja dan filosofi mengajar mereka.***

Sumber: Humas UIN Datokarama

 

 

 

 

Bagikan post ini