Palu, 4/8 (UIN-DK) – Pakar Filsafat Agama sekaligus Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman Thahir mengemukakan bahwa, Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) menjadi fondasi yang memperkokoh komitmen pembangunan generasi muda, untuk pencapaian Indonesia Emas 2045.
“Karena itu, kurikulum cinta hadir bukan untuk mengubah kurikulum yang telah ada, melainkan memperkokoh komitmen membangun generasi emas,” ucap Lukman Thahir, di Palu, Senin, sekaitan penerapan Kurikulum Berbasis Cinta.
Kurikulum Berbasis Cinta merupakan satu terobosan Kementerian Agama yang digagas oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. Kurikulum ini menjadi pendekatan pendidikan yang menitikberatkan pada titik temu antarumat manusia, bukan perbedaan.
Profesor Lukman Thahir menilai, kurikulum berbasis cinta merupakan satu kebutuhan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada tingkat satuan pendidikan, utamanya satuan pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama.
Hal ini untuk memperkuat dimensi afeksi dalam penyelenggaraan pendidikan, dengan tujuan membentuk karakter dan moral generasi muda yang cinta kepada Tuhan Yang Emas, cinta kepada sesama manusia, cinta lingkungan, serta cinta kepada bangsa dan negara.
“Dengan demikian, kurikulum ini menjadi satu solusi atas dinamika dan tantangan maraknya kekerasan, intoleransi serta radikalisme yang menjadi ancaman terhadap negara,” ujar Profesor Lukman.
Ia menegaskan bahwa Indonesia Emas 2045 tidak bisa dibangun hanya dengan infrastruktur, melainkan juga lewat peradaban yang rukun dan inklusif. Oleh karena itu, pendidikan sebagai pintu masuk pembangunan peradaban manusia, berkepentingan menerapkan kurikulum berbasis cinta sejak dini di semua satuan pendidikan.
Profesor Lukman menegaskan, Indonesia yang saat ini akan memasuki usia 80 tahun sejak merdeka tahun 1945, diperhadapkan dengan sejumlah tantangan dan kegelisahan terhadap krisis kemanusiaan yang terus berulang.
“Maka sudah saatnya generasi muda harus disiapkan sejak dini, dengan memperkokoh cinta kepada Tuhan, cinta sesama manusia, lingkungan, dan bangsa, di tengah kemajemukan agama, suku dan bahasa,” ungkapnya.
Ia menambahkan, UIN Datokarama berkomitmen untuk membangun menyukseskan implementasi kurikulum berbasis cinta dengan melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada guru – guru satuan pendidikan di wilayah Sulteng.***
Sumber: Humas UIN Datokarama