UIN Datokarama Palu dan Hannah Asa Indonesia Jalin Kerjasama Tingkatkan Literasi Keuangan Keluarga

Palu (UIN Datokarama) – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu dan Hannah Asa Indonesia membangun kerjasama melalui penandatanganan MoU yang dirangkaikan kegiatan Literasi Keuangan dengan tema Pelatihan Ketahanan Keluarga Berbasis Literasi Keuangan.

Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) UIN Datokarama Palu, yang ke-25 dan Hari Ibu ke-96, Kamis (19/12/2024) di Gedung Rektorat Lantai 3 Kampus I UIN Datokarama Palu.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Lukman S. Thahir, M.Ag, Wakil Rektor III, Dr. H. Faisal Attamimi, S.Ag., M.Fil.I, serta dihadiri oleh ketua DWP UIN Datokarama Palu, Faidah Effendi, S.Pd.I. bersama pengurus.

Penandatanganan MoU ini berisi kesepakatan kerja sama antara UIN Datokarama Palu dengan Hannah Asa Indonesia, yang diharapkan dapat menciptakan sinergi positif antara dunia kerja dan dunia pendidikan, meliputi pengembangan kualitas pendidikan, magang di bidang keuangan syariah berkelanjutan dan disesuaikan dengan kebutuhan, pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN ) Tematik, pengkajian dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi keuangan syariah di Sulawesi Tengah, pengembangan pengabdian masyarakat dalam rangka peningkatan ketersediaan akses keuangan syariah yang inklusi bagi masyarakat di Sulawesi Tengah, serta dukungan pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Medeka (MBKM).

Rektor UIN Datokarama Palu, Prof Lukman menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan. Menurut Prof. Lukman, butuh skill dalam mengelola keuangan keluarga agar bisa memberikan manfaat.

“Jadi banyak orang-orang yang memiliki dana dan sebagainya, tapi dia tidak bisa mengelola dengan baik dana itu nah hal itu jadi masalah, jadi setidaknya kita bisa membedakan mana kebutuhan dasar dan mana keinginan dasar, ini kan hal-hal yang paling banyak yang terjadi dalam keluarga, dan kemudian keluarga nya terpuruk hanya karena tidak bisa membedakan ada hal-hal yang memang pokok, yang penting dan sebagainya, sementara dasar keinginan banyak, nah ini tentunya yang perlu dikelola,” jelas Prof. Lukman.

Lebih lanjut Prof Lukman merasa momen ini sangat tepat, ia berharap kegiatan yang diselenggarakan ini menjadi awal untuk melakukan perubahan dalam mengatur keuangan keluarga.

“Saya kira ini menjadi awal apalagi memperingati hari kelahiran Dharma Wanita dan hari ibu dengan momentum yang menurut saya momentum yang paling tepat, saya belum bisa membayangkan lagi, apakah ibu-ibu Dharma Wanita sudah memanfaatkan ini dalam pertumbuhan ekonomi, semuanya dari awal dan kalau sangat betul semua ini bisa menjadi stigma untuk melakukan perubahan terutama bagi keluarga-keluarga dan DWP yang ada di UIN Datokarama, saya kira itu yang mungkin saya bisa berikan kepada ibu-ibu tetap semangat, tetap berjuang,” tambahnya.

Founder Hannah Asa, Mardiyah, menyampaikan bahwa ada beberapa materi yang disampaikan oleh Tim Hannah pada acara penandatanganan MoU sekaligus pelatihan ketahanan keluarga berbasis literasi keuangan.

“Pada acara penandatanganan MoU sekaligus pelatihan ketahanan keluarga berbasis literasi keuangan ini, ada beberapa materi yang kami dari Tim Hannah sampaikan, yaitu tentang apa saja tantangan dan fenomena keluarga saat ini, seperti fenomena deflasi, fenomena makan tabungan bagi masyarakat kelas bawah, fenomena doom spending, fenomena pinjaman online (Pinjol) , fenomena belanja online (Benjol), judi online (Judol) yang makin meresahkan, pengaruh media sosial sehingga menjadi konsumtif, kurangnya kesadaran akan pentingnya literasi keuangan, tidak bisa membedakan keinginan dan kebutuhan, ketakutan berinvestasi karena kurangnya pemahaman akan literasi keuangan, bagaimana cara melewati comfort zone, fear zone, learning zone sampai growth zone,” jelas Mardiyah.

Selain itu Mardiyah juga menyampaikan materi mengenai cara mengatur dan mengelola keuangan untuk keluarga ia juga menyampaikan agar peserta bisa membuat skala prioritas dalam mengatur keuangan.

“Ibu-ibu mulai dari sekarang bisa mulai membuat skala prioritas dalam mengatur keuangan untuk keluarga, mulai dari pos sosial, pos dana darurat, pos hutang, pos asuransi, pos investasi, pos kebutuhan hidup,” tuturnya.

Kemudian Mardiyah juga menyampaikan apa manfaat dari mengelola keuangan, dan menjelaskan juga 4 tahap perencanaan keuangan.

“Sangat penting mengelolah keuangan, ada 4 tahap perencanaan keuagan yakni wealth protection,  wealth accumulation, wealth consumption, wealth distribution, dengan mengelola keuangan secara prinsip syariah, insya Allah akan ada keberkahan dalam hidup,” tambahnya.

Mardiyah beserta Tim Hannah merasa acara ini sangat berkesan, serta para peserta terlihat sangat antusias.

“Saya dan Tim Hannah merasa senang dengan kegiatan ini, bahkan para peserta pun sangat antusias, kami berharap dengan adanya kerja sama ini dapat menciptakan sinergi positif antara dunia kerja dan dunia pendidikan,” ungkapnya.

Mardiyah berharap dengan adanya kerja sama antara UIN Datokarama Palu dengan Hannah Asa Indonesia, kita akan mampu menghadapi tantangan di era digital untuk mempersiapkan dan  menghadapi Indonesia emas 2045.

“Dengan adanya kerjasama antara Hannah dan UIN, saya dan tim Hannah optimis, kita akan mampu menghadapi tantangan di era digitai ini, dengan cara menyiapkan intelektual muda yang unggul, karena jutaan pemuda pemudi akan menjadi pemandu masa depan untuk Indonesia Emas 2045 ; melalui penguasaan ilmu pengetahuan, pengembangan ekonomi, serta penguasaan teknologi, hal ini juga sesuai dengan master plan ekonomi syariah Indonesia (Meksi 2025 – 2029), apalagi capaian pembangunan ekonomi syariah indonesia cukup progresif,”harapnya.

Ketua DWP UIN Datokarama Palu, Faidah mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat dan berkesan bagi dirinya serta ibu-ibu DWP.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat dan banyak sekali yang bisa kita ambil dari kegiatan ini selain pelatiha, kita jadi tahu cara me – manage keuangan keseharian kita seperti tadi banyak pertanyaan pada ibu-ibu, dan saya sangat berkesan sekali dengan kegiatan ini semoga saja kedepan, kita membuat kegiatan dengan skala yang lebih besar, supaya ibu-ibu yang lain di seluruh Indonesia bisa melihat, mendengar dan sama-sama mempelajari serta mengedukasi,” ungkapnya.