Palu, 2/5 (UIN-DK) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia dan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama bersinergi untuk bersama – sama menangkal tumbuh dan berkembannya faham dan gerakan radikalisme dan terorisme di wilayah kesatuan Republik Indonesia khususnya Provinsi Sulawesi Tengah.
Staf Khusus/Koordinator Tenaga Ahli BNPT RI, Moch Chairil Anwar, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, menyatakan bahwa sinergi multi pihak termasuk dengan perguruan tinggi seperti UIN Datokarama penting dilakukan, dalam rangka mengoptimalkan pencegahan radikalisme.
“Akan ada sinergi program, dan Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman Thahir juga sangat berkeinginan untuk bersinergi,” ucap Chairil Anwar, di sela – sela pertemuan antara pihak BNPT dengan Rektor UIN Datokarama, berlangsung di Rektorat perguruan tinggi Islam negeri tersebut.
BNPT yang diwakili oleh Staf Khusus/Koordinator Tenaga Ahli Moch Chairil Anwar, bersama Kasubdit Perlindungan WNI dan Kepentingan Nasional, Kolonel Salahuddin Nasution, Koordinator Data dan Pelaporan BNPT Eddy Purwanto, Tenaga Ahli Sinergisitas BNPT, Ismail, dan Tim Fasda BNPT, mengunjungi UIN Datokarama di Kota Palu.
Kehadiran pihak BNPT tersebut disambut langsung oleh Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman S Thahir dan jajarannya.
Pertemuan antara BNPT dengan UIN Datokarama, kata Chairil Anwar, membahas tentang penguatan sinergi, salah satunya mengenai penguatan riset/assessment terhadap pejabat dan ASN atas sejauh mana kemampuan mereka menangkal radikalisme.
Riset ini juga dilakukan terhadap orang – orang yang rawan terpapar, dan kepada orang yang telah terpapar namun bisa kembali pulih.
Dalam kunjungan tersebut, BNPT juga mengapresiasi UIN Datokarama yang memberikan akses pendidikan kepada bekas narapidana terorisme (Napiter) untuk keliah jenjang strata satu di kampus tersebut.
“Ini sangat kami apresiasi, sungguh sangat kami hormati, ini sangat luar biasa,” kata Chairil.
BNPT mengapresiasi hal itu, karena ada anggapan bahwa orang yang telah terpapar faham radikalisme dan terorisme akan sulit mengakses pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
“Sebaliknya UIN Datokarama justeru memberikan akses pendidikan, ini sangat luar biasa,” ujarnya.
BNPT juga berharap kepada UIN Datokarama agar tidak sekedar menjadi perguruan tinggi yang mencetak sarjana dan cendikiawan, melainkan juga untuk mencegah radikalisme.
“BNPT berkepentingan dan berkeinginan mengunjungi kampus – kampus di seluruh Indonesia, termasuk di UIN Datokarama, untuk melihat langsung kondisi kampus serta melihat mahasiswa, dan mengajak bekerja sama dalam pencegahan radikalisme,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman Thahir menyambut baik kehadiran BNPT ke perguruan tinggi yang dipimpinnya.
Kepada perwakilan BNPT, Rektor mengatakan bahwa UIN Datokarama sejauh ini telah berusaha keras mencegah faham intoleransi, radikalisme dan terorisme. Upaya pencegahan itu, dilakukan oleh UIN Datokarama berupa penguatan pemahaman mahasiswa dengan pendekatan moderasi beragama.
Penguatan ini, ujar Rektor, difokuskan pada empat indikator meliputi komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap budaya lokal.
“Bahkan, semua mahasiswa baru wajib di assessment untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka terhadap moderasi beragama, sekaligus untuk mengetahui apakah mereka terpapar faham radikalisme atau tidak,” ungkapnya.
Di samping itu, kata Rektor, UIN Datokarama melibatkan langsung eks-napiter untuk menyampaikan kepada mahasiswa tentang bahaya radikalisme.
“Ini termasuk mengenalkan kepada mahasiswa mengenai ciri – ciri faham radikalisme dan terorisme, agar diketahui oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa bisa menghindarkan diri dari faham tersebut,” ujarnya.
Rektor menambahkan bahwa UIN Datokarama siap bekerja sama dan bersinergi dengan BNPT dalam upaya mengoptimalkan pencegahan radikalisme.
“Hal ini sangat baik dan sejalan dengan visi UIN Datokarama yang bercita – cita menjadi kampus moderat di Indonesia, sekaligus berkontribusi kepada daerah, bangsa dan negara, mengenai pembinaan dan pembangunan masyarakat moderat,” sebutnya.