Palu, 16/2 (UIN-DK) – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Kiai Haji Lukman S Thahir mengimbau warga pendukung masing – masing pasangan calon presiden dan wakil presiden agar berhenti saling mengejek di media sosial.
“Berhenti saling menghujat, berhentilah menyebarkan vidio, gambar, yang isinya memuat pesan – pesan bernuansa provokatif,” imbuh Profesor Lukman S Thahir, di Palu, Jumat, menyikapi dinamika yang berkembang pasca pemungutan suara Pemilu 2024.
Rektor mengemukakan saling mengejek di media sosial dan menyebarkan informasi – informasi atau konten – konten yang provokatif sekaitan dengan Pemilu 2024, hanya akan membuat persatuan dan kesatuan masyarakat menjadi luntur.
“Yang kita khawatirkan adalah adanya kelompok – kelompok yang kemudian sengaja memanfaatkan momentum dinamika ini, untuk memecah belah persatuan,” ujarnya.
Rektor mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menahan diri dengan tidak menyebarkan narasi – narasi di media sosial yang dapat menimbulkan amarah orang lain.
“Saya mengajak seluruh komponen bangsa yang baru saja melaksanakan pesat demokrasi ini, maka kawal dengan baik pesta ini. Lalu bagaimana proses ini yang pada akhirnya kita semua harus menunggu keputusan KPU,” katanya.
“Oleh karena itu, semua komponen masyarakat harus menahan diri, partai politik harus menjaga kebersamaan, bahwa siapapun yang pada akhirnya ditetapkan oleh KPU, maka itulah presiden seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Rektor turut mengikuti perkembangan pascapemungutan suara 14 Februari 2024. Ia mengatakan bahwa tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk sementara, semuanya menerima hasil hitung cepat yang dilaksanakan oleh lembaga survei.
Lembaga survei yang melakukan hitung cepat perolehan hasil Pemilu 2024, menurut Rektor, merupakan lembaga suveri yang melaksanakan survei berdasarkan metodologi ilmiah. Sehingga, akurasi hasil perolehan suara hasil hitung cepat dengan perhitungan KPU tidak jauh berbeda.
“Namun, kita semua harus tetap menunggu hasil perhitungan oleh KPU RI. Oleh karena itu, semua komponen masyarakat agar menahan diri, dan tidak membuat narasi – narasi yang bernuansa provokatif,” imbuhnya.