Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman S Thahir menyatakan Hari Amal Bakti (HAB) menjadi momentum tepat untuk membangun semangat meningkatkan pelayanan secara totalitas kepada masyarakat.
“Hari Amal Bakti tentu tidak semata sebuah nama, tetapi di dalamnya terkandung harapan dan tekad untuk mencurahkan pengabdian kita kepada seluruh umat beragama,” kata Profesor Lukman S Thahir, di Palu, Rabu, saat menyampaikan sambutan pada apel peringatan HAB Ke-78 Tahun Kementerian Agama.
“Pada peringatan HAB ke-78 Kementerian Agama ini, saya mengajak kita semua untuk terus meningkatkan semangat pengabdian dan perjuangan kita mewujudkan segala cita dibentuknya Kementerian Agama,” imbuhnya.
Kepada ASN UIN Datokarama, Rektor mengingatkan bahwa UIN merupakan perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Agama sebagai institusi yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama dan pendidikan keagamaan.
Tugas ini, sebut Rektor, tidaklah ringan. Di antara tugas berat itu adalah menjaga harmoni kehidupan beragama sebagai salah satu pilar kerukunan nasional.
“Tugas berat ini dilaksanakan di antaranya dengan memberikan layanan yang adil, transparan, dan akuntabel untuk seluruh umat beragama,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, di tahun 2024 ini. UIN Datokarama harus memberikan pelayanan pendidikan kepada semua umat beragama, yang dimulai dengan membuka penerimaan mahasiswa baru tahun 2024, yang tidak hanya terfokus pada kalangan umat Islam.
Melainkan, juga kepada seluruh umat beragama non-muslim,” sebutnya.
Tidak hanya itu, kata Rektor, umat beragama dari semua agama yang kuliah di UIN Datokarama memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dengan demikian, semua mahasiswa dari semua agama harus diperlakukan istimewa.
“Tidak ada pengecualian atau pembedaan terhadap mereka, semua harus diperlakukan sama dalam penyelenggaraan akademik,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu kewajiban dalam membangun karakter bangsa melalui pendidikan agama dan pendidikan umum berbasis moderasi beragama, untuk mewujudkan generasi muda yang ungguk secara intelektual, keterampilan, budi pekerti, dan memiliki pemahaman serta sikap yang moderat.
“Bekal pendidikan agama yang moderat adalah fondasi kokoh dalam mewujudkan kerukunan umat beragama demi tercapainya tujuan pembangunan,” ungkapnya.