Palu (Humas) – Dalam rangka mendukung penyusunan Pedoman Rencana Kesiapsiagaan dan Respon Bencana dan mempersiapkan UIN Datokarama Palu terhadap kemungkinan terjadinya bencana gempa dan Tsunami di Wilayah Kota Palu, dilaksanakan rapat Inisiasi dan Sosialisasi Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan dan Kedaruratan Bencana Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, di Aula Pertemuan Gedung Rektorat UIN Datokarama Palu, Rabu (7/6/2023).
Rapat ini dibuka langsung oleh Rektor UIN Datokarama Palu yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr Mohammad Idhan S Ag M Pd. Dalam rapat ini juga dilakukan pemaparan materi dari Perwakilan Balai Prasarana Permukiman (BPPW) Sulteng melalui PPTK Tanggap Darurat Mulyadi ST, Ketua Tim Konsultan Sadiq Maumbu, dan Kepala BPBD Kota Palu Presly Tampubolon.
Dalam sambutannya, Kepala BPPW Sulteng yang diwakili PPTK Tanggap Darurat Mulyadi ST mengucapan terima kasih kepada semua pihak atas perhatian dan dukungan yang begitu besar pada pelaksanaan kegiatan salah satu sub proyek Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR), yakni rehabilitasi gedung UIN Palu dengan rancangan rekonstruksi sebagai standar ketahanan gempa dan tsunami yang telah diadopsi sebagai bagian dari prinsip build back better.
“Berkaca dari bencana gempa bumi dan tsunami 2018, telah mengganngu kehidupan dan penghidupan masyarakat termasuk aktivitas civitas akademik di UIN Palu,” kata Mulyadi membacakan sambutan Kepala BPPW Sulteng.
Mengingat risiko bencana tersebut lanjutnya, maka dua bangunan utama telah dirancang untuk berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Gedung perkuliahan berlantai empat ini meliputi area shelter di lantai tiga dan empat dengan total luas 833 m2 yang dapat diakses melalui tangga serta ramp luar yang memfasilitasi akses bagi penyandang disabilitas.
“Gedung Student Center berlantai tiga menyediakan area perlindungan tsunami seluas 696 m2 di atapnya dan terhubung ke gedung kuliah di setiap lantai. Area shelter tersebut untuk melayani UIN Palu serta masyarakat sekitar,” sebutnya.
Masih kata Mulyadi, agar pemanfaatan gedung dapat dipergunakan secara maksimal sesuai fungsinya untuk menghadapi ancaman bencana gempa dan tsunami yang akan terjadi, maka sangat dibutuhkan regulasi terkait dengan penanggulangan bencana di lingkungan Kampus UIN Datokarama Palu.
Olehnya itu, diharapkan melalui pertemuan ini kepada semua pihak khususnya kepada konsultan untuk membantu memfasilitasi tersusunnya panduan atau pedoman kesiapsiagaan dan kedaruratan bencana UIN Datokarama Palu yang melibatkan semua stakeholder, khususnya yang terlibat dalam penanggulangan bencana khususnya di Kota Palu.
“Pertemuan ini juga akan membentuk Forum Siaga Bencana dan Tim Response Bencana Kampus UIN, mengembangkan IEC material dan evacuatin road map dan pemasangan rambu evakuasi. Kemudian akan menyusun pengembangan sistem peringatan dini serta melakukan latihan uji coba simulasi bencana,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr Mohammad Idhan menambahkan saat ini gedung tersebut sudah digunakan diantaranya oleh Pascasarjana UIN Palu, beberapa UKM atau organisasi kemahasiswaan. Olehnya itu, upaya-upaya untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan dari penggunaan gedung tersebut sangta diharapkan segera dilakukan.
“Kalau kita mengacu kepada undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, maka paling tidak ada dua upaya mengurangi risiko bencana, pertama melalui pembangunan fisik dan tentu yang kedua upaya untuk mengurangi risiko bencana itu dilakukan dengan penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana,” jelas Mohammad Idhan.
Olehnya itu, melalui kegiatan Inisiasi dan Sosialisasi Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan dan Kedaruratan Bencana UIN Datokarama Palu, Mohammad Idhan merasa sangat bersyukur dan berterimakasih kegiatan tersebut bisa dilaksanakan sehingga pihaknya sebagai pengguna dapat dengan nyaman dan aman.
“Karena apa yang dirumuskan hari ini tentu akan disosialisasikan lagi ke civitas akademika UIN Palu mulai dari dosennya, tendiknya dan mahasiswa, sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tahun 2018, itu risiko-risikonya bisa kita minimalisir ancaman-ancamannya,” terangnya.
Karena menurut Mohammad Idhan, tidak bisa dibayangkan jika kejadian 2018 lalu terjadi kembali. Hanya saja dia bersyukur kejadiannya terjadi pada saat kegiatan di kampus ini sudah sepi karena menjelang magrib. Tidak bisa dibayangkan kalau terjadi siang hari atau pagi hari dimana aktivitas kegiatan di kampus ini masih sangat padat-padatnya.
“Karena itu tentu harapan kami kegiatan ini bisa menghasilkan apa yang menjadi harapan bersama dan segera tentu disosialisasikan kepada civitas akademika UIN Datokarama Palu,” tutupnya.