Cirebon (Humas) – International Conference on University Community Engagement (ICON UCE) 2022 di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Senin (24/10) menjadi ajang bagi akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) saling bertukar pandangan mengenai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pada event tersebut diluncurkan pula buku Metodologi Pengabdian Masyarakat versi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI. Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama dalam bidang pengabdian kepada masyarakat jadi isu strategis pada akademisi PTKI.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendis Kemenag RI, Prof Dr H Ali Ramdhani dalam sambutannya mengatakan, saat ini masih terdapat jarak lebar antara keilmuan yang dikembangkan di Perguruan Tinggi khususnya PTKI dengan realitas yang terjadi di masyarakat.
Ali menyinggung, disparitas yang terjadi disebabkan belum optimalnya integerasi Tri Dharma Perguruan Tinggi antara pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal itulah yang mendorong diluncurkannya buku Metodologi Pengabdian Masyarakat yang bakal jadi pedoman seluruh PTKI.
Ali menginginkan, PTKI jangan hanya menjadi kampus unggul hanya bagi masyarakat kampus. Juga punya kepedulian besar untuk merancang tumbuh dan bangkitnya peradaban. Sebab itulah, implementasi pengabdian kepada masyarakat harus terintegerasi dengan beragam disiplin ilmu yang dikembangkan perguruan tinggi.
“Perguruan tinggi adalah episentrum peradaban. Kehadirannya, kalau dalam bentuk gedung, tidak boleh hanya jadi menara gading yang hanya elok dipandang. Tapi harus jadi mercusuar yang juga berfungsi menyinari peradaban,” kata Ali.
Ali menganalogikan, Islam mempersepsi manusia terbaik ialah yang bermanfaat bagi sesamanya. Begitupun perguruan tinggi. Kemuliaan dan keunggulan perguruan tinggi juga terletak pada kepeduliannya pada masyarakat melalui pengabdian yang terintegerasi dengan pendidikan dan penelitian.
“Maka dari itu, universitas terbaik adalah universitas yang mengkontribusikan manfaat kehadirannya ke masyarakat lebih luas. Maka tiga kekuatan perguruan tinggi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tidak boleh dipisah,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd mengatakan, kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi harus terus ditingkatkan. Terobosan demi terobosan harus diterus digalakan.
“Sejak masih berstatus IAIN Palu telah melakukan terobosan pendekatan terbaru dalam hal pengabdian kepada masyarakat,” terangnya.
Terobosan pengabdian yang dilakukan salah satunya melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa. Pendekatan KKN yang pernah dilakukan UIN Palu bermacam bentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Antara lain KKN dengan pendekatan Partipatory Action Research (PAR), KKN DR (Dari Rumah), KKN Gerakan Masyarakat Mengaji dan KKN Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama di Ternate dan Papua (2022).
Beragam pendekatan itu dilakukan agar pengabdian kepada masyarakat dapat berdampak signifikan. Di samping itu, juga terdapat model pengabdian yang dilakukan oleh dosen, program studi, fakultas, program studi, serta lembaga dan unit di lingkungan UIN Palu.
Wujud pengabdian kepada masyarakat juga dilakukan dengan membina dan mengembangkan potensi masyarakat terutama masyarakat yang ada diwilayah binaan UIN Palu, sehingga masyarakat tersebut bisa berkembang secara mandiri dengan potensi yang dimiliki nya.
Misalnya beberapa desa binaan UIN Palu telah mampu memproduksi sabun cuci secara mandiri, yang pada ICON UCE tahun 2022 di IAIN Cirebon ini dipamerkan sebagai salah satu pengabdian unggulan di lingkungan PTKIN.
“Pentingnya pengabdian kepada masyarkat bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian itu seharusnya berbasis penalaran dan karya penelitian sehingga memberi manfaat pada kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutupnya.
sumber : humas UIN Datokarama Palu