Palu (Humas) – Penguatan moderasi beragama khususnya kepada mahasiswa baru tahun akademik 2022/2023 terus digelorakan oleh Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Prof Dr H Sagaf S Pettalongi M Pd. Kali ini lewat kegiatan bertajuk “Penguatan moderasi beragama bagi mahasantri Ma’had Al-Jamiah UIN Datokarama Palu” yang menghadirkan narasumber spesial yakni Staf Khusus Menteri Agama, Adung Abdul Rochman, di Masjid kampus “Al Abrar” UIN Datokarama Palu, Rabu (7/9).
“Memang ada agenda pembinaan moderasi beragama dalam rangka mencegah munculnya bibit-bibit radikalisme di kalangan generasi muda khususnya mahasiswa, ini dilakukan setiap tahun. Kali ini, narasumbernya dari Jakarta, staf khusus Menteri Agama, karena ini juga salah satu program prioritas Menteri Agama,” kata Sagaf Pettalongi kepada Radar Sulteng.
Kata Sagaf, dia ingin menegaskan kepada mahasiswa baru bahwa program moderasi beragama ini tidak main-main. Oleh karena itu, dengan kegiatan tersebut Sagaf berharap mahasiswa UIN Datokarama betul-betul bisa memahami esensi dari moderasi beragama, dan tidak akan muncul bibit-bibit radikalisme di UIN Datokarama Palu. Karena menurutnya, agama itu sering kali dijadikan sebagai alat untuk melakukan kegiatan radikal, karena memang sangat sensitif untuk digerakan melalui keyakinan. Orang selalu membanding-bandingkan misalnya pancasila dengan al-quran, sehingga kalau tidak paham tentang esensi agama akan mudah terpancing, bahwa pancasila itu salah.
“Nah ini yang kita ingin tanamkan bahwa Islam ideologi agama kita, keyakinan kita, tapi pancasila ideologi bernegara kita, dan itu di dalamnya banyak komunitas yang hidup, budaya, suku, agama yang berbeda-beda, itu kita harus akui, tapi dalan konteks pengamalan agama masing-masing, silahkan sesuai dengan keyakinan kita,” lanjutnya.
Dia kembali menjelaskan, dalam kehidupan ini tidak ada yang kebetulan, semua sudah diatur dan ditentukan oleh Allah SWT. Termasuk hidup yang berbagai macam latar belakang, sosial, ekonomi, budaya, suku dan juga di Indonesia ini berbagai macam agama sudah menjadi suatu ketentuan dari Allah SWT.
“Begitu juga kita hidup di Indonesia ini, hidup dalam heterogen kemajemukan, juga bukan sebuah kebetulan, tapi ini sudah diatur dan ditentukan oleh Allah SWT, dimana kita berbeda-beda tapi tetap dibingkai oleh satu bingkai yang utuh yaitu negara kesatuan republik indonesia, ini yang harus kita jaga,” sebutnya.
Olehnya itu Sagaf terus menanamkan kepada mahasiswa UIN Datokarama Palu untuk menghormati dan menghargai suatu perbedaan dalam jiwa masing-masing. Islam sebagai ajaran yang diyakini juga menghargai perbedaan-perbedaan itu, baik dari sisi budaya, agama, dan keyakinan.
“Kita bisa ambil contoh bagaimana pola kehidupan yang dibangun oleh rasulullah. Konsep-konsep Islam yang kita ingin tampilkan adalah konsep Islam yang Rahmatan Lil Alamin, sebagai visi besar dari UIN Datokarama Palu,” tegasnya.
Olehnya itu pada kesempatan tersebut, dia mengakui sengaja mengundang Staf Khusus Menteri Agama untuk memberikan penguatan bahwa moderasi beragama itu bukan main-main, mulai dari praktik, konsep dan pengamalan moderasi beragama dalam kehidupan itu bukan sekedar main-main. Maka pengembangan dan penguatan moderasi beragama ini harus menjadi komitmen bersama.
“Karena itu kegiatan ini diikuti dengan cermat pengarahan dari Staf Khusus dari Menteri Agama, yang tentu akan memberikan penguatan yang lebih, walaupun selama ini sudah ada konsep-konsep ini (moderasi beragama, red) diberikan sebelumnya, seperti di matrikulasi, tapi saya ingin menyakinkan bahwa begitu pentingnya penguatan moderasi beragama ini,” terangnya.
Pada akhirnya kata Sagaf, program moderasi beragama ini akan menjadi salah satu perhatian dan konsep yang harus diimplementasikan baik dalam kehidupan kampus, keluarga dan kehidupan di masyarakat.
sumber : humas UIN Datokarama Palu