Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, memperkuat pemahaman mahasiswa tentang moderasi beragama, sebagai bentuk upaya melindungi mahasiswa agar tidak terpapar faham radikalisme.
“Kami menginginkan agar mahasiswa dapat memahami Islam, seperti Islam yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Yaitu, Islam Rahmatan Lilalaamin atau Islam Wasathiyah, atau dalam bahasa Indonesia di sebut Islam moderat,” ucap Rektor UIN Datokarama Palu Prof Sagaf S Pettalongi, dihubungi dari Palu, Jumat.
Prof Sagaf menjelaskan moderasi beragama dapat dikatakan sebagai cara beragama yang moderat, untuk menghindari keekstreman dalam praktik beragama.
moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Sebab, moderasi beragama berada pada tataran sosiologis yang dalam wilayah praktek keberagamaan di kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
Sementara pada tataran teologis, kata dia, setiap orang berhak dan bahkan seharusnya meyakini kebenaran agamanya, tetapi pada saat yang sama dalam tataran sosiologis harus memahami bahwa orang lain juga memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka.
Moderasi beragama menjadi pendekatan untuk peningkatan wawasan umat beragama yang diharapkan berdampak pada pemikiran dan sikap serta upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku kekerasan, mencari jalan tengah yang menyatukan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa Indonesia.
Prof Sagaf menguraikan terdapat empat ciri yaitu memiliki komitmen kebangsaan yang kuat, yang ditandai dengan menjunjung tinggi nilai-niai Pancasila dan UUD 1945.
Kemudian, menolak atau anti-kekerasan baik dalam bentuk fisik atau non-fisik. Berikutnya, bersikap toleran yaitu menghormati perbedaan yang ada dan memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada penganut agama lain untuk menjalankan perintah agamanya. Selanjutnya, menerima dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan budaya yang dianut oleh masyarakat.
“Maka penguatan pemahaman mahasiswa diarahkan pada empat ciri tersebut, sebagai penangkal radikalisme dan terorisme,” ujarnya.
Salah satu komponen mahasiswa yang ditingkatkan pemahamannya mengenai moderasi beragama adalah, mahasiswa yang tercatat sebagai penerima bantuan bantuan pemerintah berupa beasiswa program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
“Mahasiswa penerima beasiswa program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah menjadi salah satu icon UIN Datokarama, yang memiliki keunggulan secara akademik disertai dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan budaya, serta memiliki keunggulan kepribadian yang baik, ,” kata Prof Sagaf S Pettalongi,
Program KIP Kuliah sebelumnya bernama Bidikmisi, di UIN Datokarama Palu mahasiswa yang tercatat penerima beasiswa KIP Kuliah angkatan 2018 berjumlah 120 orang. Mereka mendapat bantuan dari pemerintah senilai RpRp6,6 juta/semester/mahasiswa atau Rp52 juta lebih/mahasiswa selama delapan semester (jenjang strata satu). Saat ini 120 mahasiswa itu sedang mengikuti pelatihan kepemimpinan yang digelar oleh UIN Datokarama Palu.
sumber : humas UIN Datokarama Palu