Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, Prof Sagaf S Pettalongi MPd mengemukakan perempuan atau ibu rumah tangga berperan penting dalam membentuk dan membangun karakter anak/generasi muda.
“Ibu, perempuan, menjadi orang pertama yang memberikan pendidikan kepada anak atau generasi muda,” kata Prof Sagaf S Pettalongi MPd, di Palu, Jumat.
Prof Sagaf yang merupakan Pakar Managemen Pendidikan mengemukakan, harus diakui bahwa generasi yang berkarakter, inovatif, kompetitif dan bermutu, lahir dan dibentuk pertama kali oleh kaum ibu di rumah tangga.
“Ibu menjadi laboratorium pendidikan pertama yang dilalui oleh setiap insan manusia,” ujar Prof Sagaf.
Besarnya peran perempuan atau ibu rumah tangga dalam membina dan mendidik generasi muda, kata Prof Sagaf, harus dilindungi oleh semua pihak dari segala bentuk ancaman dan bahaya kekerasan secara fisik dan psikis.
Sebaliknya, kata Rektor UIN Datokarama Palu itu bahwa, perlindungan dan pemberdayaan perempuan pada semua sektor harus digencarkan, dan akan memberikan ruang yang lebih besar bagi perempuan, berkarya dalam berbagai sektor pembangunan.
Prof Sagaf mengemukakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam membangun kemajuan perempuan adalah, adanya budaya patriarki.
“Patriarki yang masih kental di masyarakat menghambat kemajuan perempuan, serta menghambat terwujudnya kesetaraan gender,”
Adanya pemahaman dan cara pandang bahwa kaum adam lebih kuat dan lebih dapat berbuat, dan kaum perempuan sebagai komponen yang lemah atau hanya dapat melakukan aktivitas di rumah mencuci, memasak, dan seterusnya, adalah pemahaman yang bias gender, di masyarakat.
Prof Sagaf menyarankan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) agar gencar melakukan pemberdayaan terhadap perempuan dan sosialisasi tentang peranan perempuan, untuk menopang pencapaian Indeks Pembangunan Gender.
Ia berharap momentum dan semangat Hari Ibu Nasional tahun 2021 yang mengangkat tema “perempuan berdaya, Indonesia maju”, tidak hanya menjadi slogan atau tema semata.
“Tema ini sangat bagus dan menarik, maka harus diikutkan dengan program nyata dan strategis yang langsung mengarah pada pemberdayaan perempuan, edukasi masyarakat untuk meluruskan patriarki, agar perempuan benar-benar berdaya dan maju,” sebut Prof Sagaf.
Sumber : humas UIN Datokarama Palu