Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, Prof Sagaf S Pettalongi MPd mengimbau kepada mahasiswa yang tercatat sebagai penerima beasiswa kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah agar menggunakan beasiswa tersebut sebaik mungkin, demi menopang prestasi akademik.
“Tidak semua orang dapat menerima beasiswa KIP Kuliah ini, karena itu saudara-saudara yang menerima KIP Kuliah agar memanfaatkan sebaik mungkin beasiswa ini untuk hal-hal positif menopang kegiatan akademik saudara,” imbuh Prof Sagaf Pettalongi, di Palu, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan Prof Sagaf saat menyampaikan arahan dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa-mahasiswi penerima beasiswa KIP Kuliah Angkatan 2019, yang diselenggarakan oleh Bagian Akademik UIN Datokarama, di Palu, Rabu.
KIP Kuliah sebelumnya bernama Bidikmisi merupakan program nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah. KIP Kuliah bertujuan untuk membantu masyarakat ekonomi menengah ke bawah dapat mengenyam pendidikan strata satu di perguruan tinggi.
Berdasarkan data Bagian Akademik UIN Datokarama Palu terdapat 80 mahasiswa Angkatan 2019 dinyatakan layak menerima KIP Kuliah. Mahasiswa yang dinyatakan layak dan berhak menerima KIP Kuliah, akan mendapat bantuan beasiswa senilai Rp6,6 juta/semester, mulai semester satu hingga semester delapan atau total Rp52 juta lebih selama delapan semester (jenjang strata satu).
Prof Sagaf mengemukakan KIP Kuliah diperuntukan bagi generasi muda yang ekonomi menengah ke bawah, namun berprestasi secara akademik ketika masih berada di bangku SLTA sederajat.
Karena itu, dalam prosesnya dilakukan seleksi yang sangat ketat kepada calon penerima, sehingga tidak semua mahasiswa dapat menerima beasiswa KIP Kuliah tersebut.
“Ketika layak mendapat KIP Kuliah diperguruan tinggi, maka prestasi akademik itu harus dipertahankan. Secara akademik, mahasiswa program bidikmisi atau KIP Kuliah harus berprestasi, harus unggul secara akademik,” ucap Prof Sagaf.
Selain secara akademik memiliki keunggulan, Prof. Sagaf mengatakan mahasiswa program bidikmisi juga harus unggul secara moral, etika dan karakter.
Karena itu, ia menyatakan di dalam lingkungan kampus, di setiap kegiatan akademik, dan di luar kampus di tengah masyarakat luas, mahasiswa IAIN Palu, utamanya yang terdaftar dalam program bidikmisi, harus memperlihatkan etika yang baik.
Hal itu menjadi tuntutan kepada mahasiswa program bidikmisi. Karena, mahasiswa tersebut diharapkan menjadi representatif dan simbol keunggulan lembaga IAIN Palu.
“Olehnya mahasiswa bidikmisi merupakan mahasiswa yang spesial, karena mereka disiapkan untuk masa depan. Tentu penyiapan itu diikutkan dengan langkah-langkah penguatan baik dari sisi akademik, keterampilan dan moral/etika,” ujarnya.
Hal itu juga sejalan dengan keinginan Kementerian Agama, dimana perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) harus mencetak sarjana muslim yang berakhlak mulia.
SUmber : humas UIN Datokarama Palu